REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Militer AS telah mengerahkan pesawat pengebom siluman B-2 jarak jauhnya untuk melancarkan serangan terhadap lima lokasi penyimpanan senjata bawah tanah di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi.
Pentagon mengatakan fasilitas tersebut menampung berbagai komponen senjata yang digunakan Houthi untuk menargetkan kapal sipil dan militer, sehingga mengacaukan pelayaran komersial di Laut Merah.
“Ini adalah demonstrasi unik dari kemampuan Amerika Serikat untuk menargetkan fasilitas-fasilitas yang berusaha dijauhkan oleh musuh-musuh kita, tidak peduli seberapa dalam terkubur di bawah tanah, dikeraskan, atau dibentengi,” kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin dalam sebuah pernyataan.
B-2 terbang menuju sasarannya dari Pangkalan Angkatan Udara Whiteman di Missouri. Ini menandai pertama kalinya sejak Januari 2017 pengebom siluman berbentuk sayap tersebut melakukan misi tempur. Demikian dilaporkan Bloomberg seperti dilansir dari laman the Guardian,
Pada 2017, dua pesawat B-2 terbang dalam misi pulang pergi selama 30 jam untuk mengebom kamp pelatihan ISIS di Libya.
Serangan tersebut, menurut Associated Press, juga tampaknya merupakan peringatan tidak langsung kepada Iran, pendukung utama kelompok Houthi, yang telah menargetkan Israel dengan serangan rudal balistik sebanyak dua kali selama setahun terakhir.