Jumat 18 Oct 2024 11:02 WIB

Biden Akui Israel Sudah Laporkan Yahya Sinwar Gugur, Ini Katanya Soal Peran Intelijen AS

Biden menyebut, tes DNA memastikan bahwa pemimpin Hamas tersebut telah gugur.

Pemimpin Hamas Yahya Sinwar berbicara dalam rapat umum di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada 21 Oktober 2011. Israel mengeklaim Yahya Sinwar telah terbunuh.
Foto: AP Photo/Hatem Moussa
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar berbicara dalam rapat umum di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada 21 Oktober 2011. Israel mengeklaim Yahya Sinwar telah terbunuh.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Kamis (17/10/2024) mengatakan, Israel telah memberitahu pihak berwenang pemerintah AS mengenai gugurnya Yahya Sinwar. Dia menyebut, tes DNA memastikan bahwa pemimpin Hamas tersebut telah gugur.

"Pagi hari ini, otoritas Israel memberitahu tim keamanan nasional bahwa misi yang mereka lakukan di Gaza kemungkinan menewaskan pemimpin Hamas Yahya Sinwar. Uji DNA memastikan Sinwar wafat," demikian pernyataan dari Biden, Kamis (17/10/2024).

Baca Juga

Biden menunjukkan bahwa intelijen AS telah membantu IDF untuk mengejar Sinwar dan para pemimpin Hamas lainnya. Pasukan Israel (IDF) sebelumnya telah mengeklaim bahwa Sinwar gugur dalam operasi di Jalur Gaza. Namun, pihak Hamas hingga saat ini belum mengonfirmasi syahidnya pemimpin mereka.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi bahwa pemimpin tertinggi Hamas Yahya Sinwar gugur dalam pertempuran dengan pasukan penjajahan Israel (IDF) di Jalur Gaza. Sejumlah pihak meyakini ini bukan berarti perlawanan pejuang Palestina bakal selesai.

Di sisi lain, Kepala Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengancam akan menyerang Israel lagi pada Kamis sebagai tanggapan atas setiap tindakan militer Israel terhadap Teheran. "Israel, jangan ulangi kesalahan," kata Jenderal Hossein Salami pada upacara pemakaman yang diadakan untuk Abbas Nilforoushan, seorang komandan IRGC, yang tewas bersama pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dalam serangan udara Israel di Beirut bulan lalu.

"Jika Israel berperilaku buruk, jika Israel menyerang salah satu target kami baik di kawasan maupun di Iran, kami akan kembali menyerang Israel dengan menyakitkan," tambahnya seperti dikutip oleh media Iran.

Komandan Iran itu mengatakan bahwa serangan rudal 1 Oktober terhadap Israel adalah yang "terkecil" dalam kemampuan militer Iran. "Kami tahu kelemahan musuh (Israel)," tambah Salami.

Peringatan Salami muncul saat Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengunjungi Mesir pada Kamis sebagai bagian dari upaya diplomatik untuk mencegah serangan Israel terhadap Iran.

Iran dalam keadaan siaga tertinggi untuk mengantisipasi respons militer Israel terhadap serangan rudal pada 1 Oktober oleh Teheran, yang mengatakan serangan itu sebagai balasan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah dan Hamas baru-baru ini.

Israel telah mengancam akan melakukan serangan balasan yang "mematikan, tepat dan sangat mengejutkan" terhadap Iran.

Ketegangan regional telah meningkat karena serangan brutal Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 42.400 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menyusul serangan Hamas tahun lalu.

Konflik telah menyebar ke Lebanon, dengan Israel melancarkan serangan mematikan di seluruh negeri, yang telah menewaskan lebih dari 1.500 orang dan melukai lebih dari 4.500 lainnya sejak bulan lalu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement