Jumat 18 Oct 2024 20:31 WIB

Tingkatkan Kesejahteraan Petani, Kebutuhan Pupuk Organik Harus Terus Dipenuhi

Mengatasi serangan hama tikus para petani harus memperbanyak burung hantu.

Calon Gubernur Jawa Barat (Cagub Jabar) nomor urut 3, Ahmad Syaikhu
Foto: Dok Republika
Calon Gubernur Jawa Barat (Cagub Jabar) nomor urut 3, Ahmad Syaikhu

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG--Pertanian menjadi salah satu sektor penting yang harus mendapatkan perhatian. Untuk meningkatkan kesejahteraan petani ini, salah satunya dengan memenuhi kebutuhan pupuk organik.

"Pertama dengan pupuk yang mengurusi pupuk organik, yang kedua kaitan pasca panennya," ujar Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut 3, Ahmad Syaikhu di hadapan ratusan masyarakat Kabupaten Subang dalam acara Teras Jabar ASIH yang digelar di Jalan Darmodiharjo Pagadenbaru No 9, Sukamelang, Kecamatan Pagaden, Jumat (18/10/2024).

Baca Juga

Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut 3, Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie (ASIH) berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan para petani.

"Hari ini saya bertemu dengan warga di Kabupaten Subang, Alhamdulillah mendapat masukan-masukan khususnya terkait penanganan pertanian," kata Syaikhu.

Menurutnya, dengan strategi ini maka gabah ataupun beras yang dijual petani akan tetap di harga yang normal sekalipun pada saat musim sulit. "Ini yang akan membeli beras atau gabah dari petani dengan harga yang normal dan menjual nanti pada saat musim sulit ini akan diupayakan tetap normal, dengan harga jual ketika dilepas ke pasar dengan harga normal," katanya.

Terkait dengan banyaknya serangan hama tikus, Syaikhu menyarankan agar para petani memperbanyak burung hantu. Sebab, burung hantu adalah predator alami tikus.

"Salah satu solusinya adalah dengan memperbanyak burung hantu, hanya masalahnya adalah rumah burung hantunya itu perlu disiapkan, kalau sawah-sawah terjaga dengan itu mudah-mudahan gak ada serangan terkait hama tikus," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement