REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Sebanyak 20 penyandang disabilitas netra di Jakarta Utara mendapat pelatihan dan sertifikasi pijat.
Pelatihan bertajuk Program PIJAR (Pijat Netra Berdikari) hasil kolaborasi PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) bersama PT Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) ini bertujuan menciptakan kemandirian mereka, sehingga mampu meningkatkan taraf hidup.
Program PIJAR mencakup sosialisasi, pelatihan pijat khusus, serta pemberian bantuan berupa sarana pendukung pijat dan pakaian seragam. Kegiatan ini ditutup dengan pemberian sertifikasi pijat profesional oleh Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) sebagai bentuk dukungan konkret bagi kemandirian ekonomi para penerima manfaat.
Program PIJAR mendapat respons positif dari para peserta. Dedy (37), salah satu peserta, menyampaikan bahwa program ini tidak hanya memberikan keterampilan, tetapi juga memberdayakan mereka.
“Kami merasa dihargai dan diberdayakan. Dengan keterampilan ini, saya tidak lagi hanya mengandalkan bantuan orang lain, tetapi bisa mandiri dan percaya diri untuk memulai usaha sendiri,” ujarnya dengan senyum bangga.
Dedy juga menekankan pentingnya sertifikasi yang ia peroleh sebagai bekal untuk membuka praktik pijat secara profesional.
“Dengan adanya sertifikasi, saya merasa diakui secara profesional. Ini memberikan saya rasa percaya diri dan lebih semangat lagi,” tambahnya.
Peserta lain, Rahmat (35), juga mengaku sangat terbantu dengan program ini. Sebelumnya, ia merasa terbatas dalam pilihan karier, tetapi kini melihat masa depan lebih cerah.
“Dulu saya tidak tahu apa yang bisa saya lakukan untuk membantu keluarga. Dengan adanya kegiatan ini, saya mendapatkan keterampilan yang menjadi salah satu ladang rezeki dalam mencari nafkah untuk keluarga. Semoga kegiatan ini berkah dan menjadi ladang jariyah untuk perusahaan,” ungkap Rahmat.
Senior Vice President Sekretariat Perusahaan SPSL, Kiki M Hikmat, menjelaskan bahwa Program PIJAR merupakan bagian dari TJSL Sahabat Inspiratif Pelindo, yang bertujuan meningkatkan kapasitas penyandang disabilitas.
“Program PIJAR adalah wujud nyata SPSL dalam mendorong pemberdayaan penyandang disabilitas, khususnya tuna netra. Program ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang bagi peserta, tidak hanya dalam hal keterampilan dan penghasilan, tetapi juga dalam meningkatkan kemandirian mereka dan menguatkan citra bahwa kaum disabilitas pun berdaya dalam masyarakat,” ujar Kiki, Jumat (18/10/2024) dalam keterangannya.
Dia menambahkan, Program PIJAR sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama SDG’s poin 1, yakni menghapus kemiskinan, SDG’s poin 8, yakni pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, serta SDG’s poin 10, untuk mengurangi ketimpangan.
SPSL berharap kesuksesan program ini dapat memperluas jangkauannya ke lebih banyak wilayah, sehingga lebih banyak penyandang tuna netra bisa merasakan manfaatnya.
SPSL juga ingin menginspirasi perusahaan lain untuk aktif mendukung inklusi sosial bagi penyandang disabilitas di Indonesia.
“Saudara Dedy dan Rahmat hanyalah dua dari sekian banyak kisah yang menginspirasi. Program ini menunjukkan bahwa dengan keterampilan dan dukungan yang tepat, tidak ada keterbatasan yang tidak dapat diatasi. Program PIJAR, lebih dari sekadar pelatihan, telah menjadi titik awal bagi penerima manfaat untuk meraih masa depan yang berdikari dan penuh harapan,” kata dia.