REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Tentara Penjajah Israel (IDF), pada Jumat (18/10/2024), memutus layanan komunikasi dan internet di Gaza utara, di tengah kampanye pengeboman, genosida dan pembersihan etnis yang telah berlangsung selama dua pekan terhadap warga Palestina, lapor middle east monitor.
TV Al-Aqsa lokal Palestina mengatakan di akun Telegram-nya bahwa tentara Israel telah memutus layanan komunikasi dan internet di Gaza utara. Laporan tersebut juga mencatat bahwa serangan artileri dan udara Israel terus menargetkan berbagai wilayah di kamp pengungsi Jabalya di wilayah utara.
Selama 14 hari berturut-turut, tentara Israel terus melanjutkan serangannya di Gaza utara, menargetkan Jabalya dan kamp pengungsiannya. Daerah tersebut berada di bawah pengepungan yang mencekik dan pengeboman terus-menerus, dengan rumah-rumah yang dihancurkan atas penghuninya.
Serangan tersebut menjadi serangan darat ketiga tentara Israel di Kamp Jabalya sejak perang yang sedang berlangsung di Gaza dimulai pada bulan Oktober tahun lalu.
Israel telah melanjutkan serangan brutal di Gaza setelah serangan lintas batas oleh kelompok Palestina, Hamas, pada 7 Oktober 2023, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera, sekitar 42.500 orang telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 99.500 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan di Gaza.
Serangan Israel telah membuat hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi di tengah blokade yang sedang berlangsung yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.