Sabtu 19 Oct 2024 11:08 WIB

Berlatar Era 90-an 'Sampai Nanti Hanna' Refleksikan Ruang untuk Cinta yang Tertunda

Film in membawa perspektif baru tentang masa lalu yang dapat membentuk masa depan.

Azoo Project bekerja sama dengan Pic(k)lock Films dan Fortius Films merilis Sampai Nanti Hanna, sebuah film yang berkisah tentang percintaan di era tahun 1990-an.
Foto: dokpri
Azoo Project bekerja sama dengan Pic(k)lock Films dan Fortius Films merilis Sampai Nanti Hanna, sebuah film yang berkisah tentang percintaan di era tahun 1990-an.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Azoo Project bekerja sama dengan Pic(k)lock Films dan Fortius Films merilis "Sampai Nanti Hanna", sebuah film yang berkisah tentang percintaan di era tahun 1990-an. Sebuah film tentang cinta, kesempatan kedua dan perjalanan emosional yang mendalam serta pilihan-pilihan dalam kehidupan.

Film ini disutradai oleh Agung Sentausa dan di produksi bersama oleh AZOO Projects, Pic(k)lock Films dan Fortius Films menampilkan artis Febby Rastanty, Aktor Bio One dan Ibrahim Risyad. Produser eksekutif Ary Zulfikar mengatakan film ini mengisahkan kisah cinta dua manusia yang dihadapkan pada suatu pilihan-pilihan hidup.

“Selama ini kita selalu berhadapan dengan pilihan-pilihan dan harus memilih dalam menentukan hidupnya sendiri dan saya pikir itu relate dengan kondisi yang ada pada saat ini,” jelas Ary Zulfikar, Jumat (18/10/2024). Ia menambahkan banyak hal yang bisa dipetik pelajaran dari film “Sampai Nanti Hanna”.

Hal itulah yang membuat pihaknya tertarik untuk memfilmkannya, karena memang banyak inspirasi muncul dari film tersebut. Bagi Azoo Projects dan Fortius Films ini merupakan film pertama yang direlease dengan bekerja sama dengan Pic(k)lock Films dan tentunya akan terus membuat film-film berkualitas untuk memberikan sumbangan bagi perkembangan industri film di Indonesia.

Film “Sampai Nanti Hanna”, mengisahkan tentang Gani, seorang pria yang percaya bahwa cinta sejati hanya datang sekali seumur hidup. Selama bertahun-tahun, ia menyimpan perasaannya kepada Hanna, namun tidak pernah berani mengungkapkannya. Hal itu tertuang dalam lembaran-lembaran buku hariannya.

Hanna, yang kemudian menikah dengan Arya, hidup dalam pernikahan yang tampak sempurna di luar, tetapi penuh manipulasi dan kekerasan di dalamnya. Sampai akhirnya Hanna memutuskan untuk keluar dari kehidupannya yang penuh dengan toxic.

"Film ini adalah cerita tentang cinta yang penuh liku, tentang bagaimana hidup terkadang memberi kita kesempatan yang tak terduga. Setiap karakter dalam cerita ini membawa lapisan emosional yang dalam, yang membuat kita bertanya-tanya apakah ada ruang untuk cinta yang tertunda?" ujarnya sang sutradara, Agung Sentausa.

Sementara sang produser Dewi Umaya, menambahkan bahwa film ini akan membawa perspektif baru tentang bagaimana hubungan dan masa lalu dapat membentuk masa depan kita.

"Kisah Sampai Nanti, Hanna! adalah refleksi dari kehidupan nyata bahwa terkadang kesempatan kedua datang bukan untuk mengulang masa lalu, tapi untuk menciptakan akhir yang lebih baik," jelasnya.

Febby Rastanty, pemeran Hanna, mengungkapkan betapa mendalamnya tantangan emosional yang harus ia hadapi dalam peran ini. "Hanna adalah karakter yang sangat kompleks. Dia terjebak dalam hubungan yang penuh tekanan dan ketidakbahagiaan. Saya berharap penonton bisa merasakan perjuangannya dalam mencari kebahagiaan dan keberanian untuk keluar dari situasi yang sulit," ujarnya.

Sedangkan pemeran Gani, Juan Bio One, menyampaikan jika Gani adalah sosok yang penuh ketulusan. la telah lama menyimpan perasaannya kepada Hanna, dan setelah bertahun-tahun, ia diberi kesempatan untuk mengungkapkan cintanya.

“Film ini adalah tentang kesempatan kedua, tentang keberanian untuk mencintai lagi meskipun ada banyak hal yang mungkin sudah terlewat. Kadang memang cinta tidak bersepakat dengan waktu," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement