Sabtu 19 Oct 2024 17:09 WIB

RI Terima 24,9 Juta Dolar AS untuk Penguatan Respons Pandemi

Dana hibah itu diberikan dalam momenn pertemuan Dewan Pandemic Fund XIV.

Menkeu Sri Mulyani (kiri) dalam acara peluncuran Pandemic Fund pada November 2022 di Bali.
Foto: dok kemenkeu
Menkeu Sri Mulyani (kiri) dalam acara peluncuran Pandemic Fund pada November 2022 di Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia menerima alokasi dana sebesar 24,9 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk penguatan respons pandemi. Pemberian hibah ini berlangsung dalam pertemuan Dewan Pandemic Fund XIV yang berlangsung di Washington DC, AS, beberapa waktu lalu.

Indonesia menjadi satu dari 40 negara yang menerima alokasi dana pandemi putaran kedua. Adapun total hibah yang tersedia mencapai 418 juta dolar AS.

Baca Juga

Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi dana hibah ini. Menurut dia, Pandemic Fund bergerak cepat walau baru diluncurkan pada akhir tahun 2022 lalu.

"Melalui dana Pandemic Fund ini, Indonesia akan menunjukkan contoh peran negara sebagai donor dan penerima manfaat yang menunjukkan hasil nyata dalam penguatan kapasitas nasional, regional, dan global dalam kesiapsiagaan dan respons krisis kesehatan untuk ke depannya,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (19/10/2024).

Budi mengungkapkan, Technical Advisory Panel (TAP) menetapkan proposal Indonesia sebagai peraih nilai tertinggi dari total 146 proposal yang diterima. Dengan tema "Collaborative Approach for Resilient Surveillance and Pandemic Preparedness in Indonesia" (CARE-I), proposal RI memuat penguatan enam agenda utama di bidang laboratorium, surveilans, tenaga kesehatan, dan komunikasi risiko.

“Ini merupakan kemajuan pesat Pandemic Fund sejak dibentuk pada Presidensi G20 Indonesia. Dana pembangunan bagi Indonesia adalah wujud upaya kolektif dalam memperkuat kapasitas penanganan pandemi dan ancaman kesehatan global di masa depan,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Masurdi dalam keterangan yang sama.

Retno menjelaskan, program pendanaan ini akan berlangsung dalam durasi tiga tahun. Di antara entitas-entitas pelaksananya adalah Bank Dunia (World Bank), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan Organisasi Pangan Dunia (FAO).

“Alokasi hibah ini bukan hanya pengakuan terhadap kesiapan Indonesia, tetapi juga cerminan kerja sama lintas sektor dan komitmen seluruh pemangku kepentingan dalam memperkuat ketahanan kesehatan nasional dan global," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menambahkan.

Pandemic Fund diluncurkan pada November 2022 dalam Presidensi G20 Indonesia. Itu merupakan mekanisme pembiayaan multilateral pertama untuk membantu negara-negara berkembang agar lebih siap menghadapi pandemi pada masa mendatang.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement