REPUBLIKA.CO.ID,MADINAH -- Kekhawatiran dunia internasional terhadap potensi terjadinya perang dunia atau perang nuklir dapat dipahami, karena Israel tidak mau berdamai dan tidak mau patuh terhadap hukum internasional. Hal ini disampaikan, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim kepada Republika belum lama ini.
Prof Sudarnoto mengungkapkan, pertentangan yang terjadi di Timur Tengah semakin meluas dan menjadi sangat serius. Tentu saja itu diakibatkan oleh Israel yang tidak mematuhi hukum internasional sehingga terjadi kebuntuan dalam upaya menciptakan perdamaian. Sementara, dukungan terhadap Palestina semakin tinggi dari banyak negara.
"Jadi akar muaranya, sebab-sebab utamanya (terjadi konflik dan perang yang berpotensi mengakibatkan perang nuklir) itu karena kebuntuan hati Israel, akibat Israel menolak upaya penciptaan perdamaian," kata Prof Sudarnoto kepada Republika.
Ketua MUI ini mengungkapkan bahwa Israel telah gagal menggapai tujuannya yakni menghabisi Hamas. Kegagalan Israel tersebut menunjukkan bahwa Israel sebetulnya sudah tidak memiliki cara yang baik untuk menyelesaikan masalahnya.
Israel justru menunjukkan kekalahannya dalam merespon tekanan-tekanan politik dan diplomasi secara global. Sebab lebih dari dua pertiga negara anggota PBB sudah menerima Palestina. Dalam sidang umum PBB, Palestina juga sudah menjadi salah satu anggota.
"Fakta-fakta diplomatik juga Israel semakin merasakan tekanan-tekanan global, Israel sudah dikucilkan secara internasional," ujar Prof Sudarnoto.
Prof Sudarnoto menambahkan, tantangan-tantangan internal Israel sendiri sudah menyulitkan mereka. Pandangan politik antara militer, sipil dan elit politik Israel juga semakin meruncing. Ditambah tekanan publik yang diterima Israel semakin besar shingga membuat Israel membabi buta.