REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi memperingatkan Amerika Serikat (AS) akan bertanggung jawab atas kerugian apa pun yang mungkin dialami Iran jika mendukung serangan Israel yang telah diantisipasi. Pernyataan Araghchi muncul setelah Presiden AS Joe Biden mengakui, bahwa ia mengetahui rencana Israel terkait waktu dan sifat dari kemungkinan tindakan balasan terhadap Iran atas serangan rudal ke Israel pada 1 Oktober lalu.
Menteri Iran tersebut menulis di platform X, bahwa siapa pun yang mengetahui atau terlibat dalam memfasilitasi serangan semacam itu oleh Israel akan menanggung tanggung jawab atas segala konsekuensi yang mungkin terjadi di Iran.
"Siapapun tahu dan paham atas 'bagaimana dan kapan Israel akan menyerang Iran', dan/atau menyediakan bantuan serangan itu, harus bertanggung jawab atas semua kemungkinan sebab-akibat," kata Araghchi.
Anybody with knowledge or understanding of "how and when Israel was going to attack Iran", and/or providing the means and backing for such folly, should logically be held accountable for any possible causality.https://t.co/aLyJDw1NGp
— Seyed Abbas Araghchi (@araghchi) October 18, 2024
Pada 1 Oktober lalu, Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) meluncurkan serangan rudal balistik ke Israel, sebagai tanggapan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, dan Brigadir Jenderal Iran Abbas Nilforoushan. Sebanyak 180 misil balistik dikirim Iran, dan mayoritas berhasil menghantam daratan Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa Iran telah melakukan kesalahan serius dan akan menghadapi konsekuensinya atas serangan tersebut. Biden memastikan bahwa ia memiliki informasi tentang kemungkinan serangan Israel terhadap Iran, meskipun ia tidak memberikan rincian lebih lanjut pada konferensi pers di Jerman.