REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel beberapa waktu lalu merilis video lokasi terbunuhnya Yahya Sinwar, Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas). Media sosial pun ramai memperbincangkan rumah tersebut.
Belum lama ini, kun Instagram milik pemilik apartemen tempat Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) Yahya al-Sinwar menjadi martir mengunggah foto-foto dan tulisan yang mengekspresikan kebanggaan keluarga atas kehormatan besar ini.
Para aktivis media sosial mengatakan bahwa apartemen yang terletak di Jalan Ibnu Sina di lingkungan Tel al-Sultan, sebelah barat kota Rafah di Jalur Gaza selatan, adalah milik keluarga Abu Taha, yang terpaksa mengungsi karena agresi Israel yang sedang berlangsung selama dua tahun berturut-turut
Sebuah akun Instagram bernama “Gaza Sweet”, yang pemiliknya tampaknya berasal dari keluarga Abu Taha, mengkonfirmasi bahwa apartemen tempat al-Sinwar menjadi martir adalah miliknya.
Akun tersebut mempublikasikan dua foto apartemen dalam keadaan normal sebelum dan sesudah perang, dengan jelas menunjukkan sofa tempat al-Sinwar duduk ketika dia difilmkan oleh drone Israel, dan akun tersebut menulis: “Rumah kami menjadi lebih terhormat dan bangga dengan Abu Ibrahim, pemimpin yang gigih,” dan menambahkan, “Kami berterima kasih kepada Allah karena telah memberikan kehormatan ini kepada kami.”
المنزل الذي استشهد داخله القائد يحيى السنوار!!
صاحب المنزل يعلق: "فداك بيتي وروحي يا أبا ابراهيم".#يحيى_السنوار#طوفان_الأقصى#السنوار_شهيداً pic.twitter.com/vRhMua15ER
— أبو عمر الفاروق (@hm_press2007) October 19, 2024
Akun tersebut mengatakan, “Atas nama saya dan keluarga Abu Taha, kami semua bangga bahwa Abu Ibrahim menerima kesyahidan di rumah kami.
Sementara itu, Mohammed Sami Abu Taha mengatakan dalam sebuah unggahan di Instagram, “Sinwar berlindung di sebuah rumah milik keluarga kami (Abu Taha), dan meninggal karena mempertahankannya hingga nafas terakhirnya.”
BACA JUGA: Dampak Fatal Serangan Rudal Iran ke Israel Terbongkar, Total Kerugiannya Fantastis
“Kami bangga padanya dan semua orang yang berjalan di jalan ini untuk membela kebenaran,” tulis Abu Taha, seraya menambahkan, ”Untuk jalan itu, nyawa kami, rumah kami, dan semua yang kami miliki dikorbankan.”
Lihat postingan ini di Instagram
Sami Abu Taha juga menulis sebagai berikut:
نكتب هذه الكلمات بكل فخر واعتزاز عن رمز من رموز الجهاد والمقاومة "الشهيد يحيى السنوار"الذي استشهد في بيت ابن العم "أشرف أبو طه" في مدينة رفح
إن عائلتنا، عائلة أبو طه، تفتخر بأننا كنا جزءًا من هذه اللحظة التاريخية التي تُجسد شجاعة وإصرار الأحرار في مواجهة الاحتلال
حتى أننا فخورين بأن آخر عصا قد قاوم بها هذا المحتل هي من بيتنا ابو إبراهيم، الذي قدم روحه فداءً لوطنه، سيظل رمزًا من رموز المقاومة
إن استشهاده في بيتنا هو شرف لنا، وهو يدفعنا لمواصلة الطريق الذي سار عليه، طريق الكرامة والعزة
نحن في عائلة أبو طه بكل أطيافنا وانتماءاتنا، نؤكد على أننا سنبقى على العهد، ولن ننسى تضحيات الشهداء. فكل شهيد هو نجم في سماء فلسطين، وكل دم يُراق هو منارة تُضيء دروبنا نحو الحرية.
Kami menulis kata-kata ini dengan bangga dan penuh kehormatan tentang simbol jihad dan perlawanan, syuhada Yahya al-Sinwar yang syahid di rumah sepupunya, Asyraf Abu Taha, di Rafah.
Keluarga kami, keluarga Abu Taha, bangga menjadi bagian dari momen bersejarah yang mewujudkan keberanian dan tekad orang-orang merdeka dalam menghadapi penjajahan.
Kami bahkan bangga bahwa tongkat terakhir yang melawan penjajahan berasal dari rumah kami.
Abu Ibrahim, yang mengorbankan nyawanya demi tanah airnya, akan tetap menjadi simbol perlawanan.
Kemartirannya di rumah kami adalah sebuah kehormatan bagi kami, dan itu mendorong kami untuk terus berjalan di jalan yang telah dilaluinya, jalan yang bermartabat dan membanggakan.
Kami di keluarga Abu Taha, dengan semua spektrum dan afiliasi kami, menegaskan bahwa kami akan tetap setia pada perjanjian, dan kami tidak akan melupakan pengorbanan para martir. Setiap syuhada adalah bintang di langit Palestina, dan setiap darah yang tertumpah adalah mercusuar yang menerangi jalan kita menuju kebebasan.
Semoga Allah mengampuni martir Yahya al-Sinwar, dan semoga dia beristirahat dalam damai.”
Gerakan perlawanan...