Ahad 20 Oct 2024 20:11 WIB

Alasan Nasdem tidak Ambil Jatah Menteri dari Tawaran Prabowo Subianto

Nasdem disebut ingin mengedepankan politik gagasan daripada pragmatisme.

Ketua Umum Partai Gerindra yang juga presiden terpilih Prabowo Subianto (kedua kiri) bersama Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kanan) didampingi jajaran petinggi kedua parpol menyampaikan keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta, Kamis (15/8/2024). Usai pertemuan tersebut Surya Paloh menyatakan pihaknya bersepakat untuk bekerja sama dengan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming demi kemajuan Indonesia.
Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
Ketua Umum Partai Gerindra yang juga presiden terpilih Prabowo Subianto (kedua kiri) bersama Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kanan) didampingi jajaran petinggi kedua parpol menyampaikan keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta, Kamis (15/8/2024). Usai pertemuan tersebut Surya Paloh menyatakan pihaknya bersepakat untuk bekerja sama dengan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming demi kemajuan Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengatakan Partai Nasdem tidak mengambil jatah kursi menteri pada kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran karena tidak ingin menjadi pragmatis demi kepentingan pendidikan politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Berulang kali NasDem ingin mengedepankan politik gagasan daripada pragmatisme agar bisa memberikan sesuatu yang berarti bagi katakanlah proses pendidikan itu sendiri," kata Surya Paloh saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Ahad.
 
Surya Paloh mengakui bahwa Partai NasDem mendapatkan tawaran kursi menteri dari Presiden Prabowo Subianto, tetapi partainya tidak mengambil tawaran tersebut.

Baca Juga

"Ini ada momentum, ada kursi menteri ditawarkan oleh Pak Prabowo dan Pak Prabowo menyatakan, 'Tolong Bung Surya jelaskan kepada kawan-kawan pers dan masyarakat bahwasanya telah saya sediakan kursi kabinet untuk NasDem.' Tetapi, NasDem menolak," ucap Paloh menjelaskan.

Menurut Paloh, saat-saat seperti ini merupakan momentum terbaik yang harus dimanfaatkan Partai NasDem untuk memberikan pembelajaran kepada publik mengenai moral dan proses pendidikan politik, yakni politik tanpa mahar.

Persepsi publik terhadap institusi politik selama ini tidak lebih dari sekadar mengejar kekuasaan tanpa ada ruang konsistensi idealisme dan kejujuran. Hal itulah yang ingin dibantah Partai NasDem.

"Saya pikir ini mungkin yang pertama bagi proses perjalanan kehidupan kebangsaan yang dilalui oleh partai-partai politik negeri ini. Tapi, sekecil apa pun ini sumbangsih yang saya harapkan bisa membuka mata hati. Paling tidak, ada NasDem yang memulainya. Mudah-mudahan NasDem bisa tetap konsisten seperti ini, politik tanpa mahar," ucapnya.

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI Periode 2024–2029 usai mengucapkan sumpah jabatan pada Sidang Paripurna MPR RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Minggu.

Sejumlah politisi di koalisi Prabowo, seperti Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad saat ditemui sebelum acara pelantikan mengatakan bahwa susunan kabinet akan diumumkan Prabowo pada Minggu malam.

Diketahui pula bahwa tidak ada politisi Partai NasDem ketika Prabowo memanggil para calon menteri, wakil menteri, maupun pejabat lain di pemerintahannya beberapa hari lalu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement