Senin 21 Oct 2024 15:55 WIB

Wakil Ketua DPD RI: Sumpah Jabatan Presiden Bukan Sekadar Merapal Janji

Tamsil Linrung ucapkan selamat atas pelantikan Prabowo dan Gibran.

Presiden terpilih Prabowo Subianto mengucapkan sumpah/janji dalam sidang paripurna MPR dengan agenda pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Ahad (20/10/2024). Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi menjabat sebagai presiden dan wakil presiden periode 2024-2029 menggantikan presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 Joko Widodo dan Maruf Amin.
Foto: Republika/Prayogi
Presiden terpilih Prabowo Subianto mengucapkan sumpah/janji dalam sidang paripurna MPR dengan agenda pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Ahad (20/10/2024). Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi menjabat sebagai presiden dan wakil presiden periode 2024-2029 menggantikan presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 Joko Widodo dan Maruf Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) RI, Tamsil Linrung, mengatakan, sumpah jabatan Presiden Prabowo Subianto Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, bukan sekadar ritual konstitusional merapal janji.

"Sumpah yang dilantunkan bukan semata merapal janji. Namun merefleksikan tekad di kedalaman nurani," kata Tamsil, Senin (21/10/2024).

 

Menurutnya, Sumpah Presiden adalah simbol komitmen moral abadi berbakti untuk negeri. Sumpah di bawah kitab suci, menandai babak baru perjalanan Indonesia lima tahun ke depan. Dengan kepemimpinan yang dinahkodai Presiden Prabowo Subianto, bangsa besar ini berlayar menuju cita-cita nasional.

Tamsil menyampaikan ucapan selamat atas pelantikan tersebut. "Selamat dan Sukses atas Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Selamat mengemban mandat rakyat, melaksanakan amanat konstitusi untuk ibu pertiwi," ungkapnya.

Tamsil juga mengapresiasi pidato perdana Presiden Prabowo yang berani memotret Indonesia hari ini secara utuh. Dalam kapasitas sebagai pemimpin republik, Presiden merefleksikan kesadaran Keindonesiaan yang berpijak pada realitas di tengah cita-cita, ambisi dan obsesi untuk mengangkat derajat bangsa besar ini.

Dengan gamblang, kata Tamsil, Presiden Prabowo mengungkapkan tantangan besar bangsa dari dalam. Terutama menggarisbawahi masalah korupsi, kebocoran anggaran, serta kolusi antara pejabat dan pengusaha yang tidak patriotik.

Seruan introspeksi diri dan tidak menutup mata terhadap fakta-fakta pahit tersebut, merupakan sikap fair dari sosok yang memegang otoritas tertinggi dalam pemerintahan. Bahkan lantang diungkapkan di hadapan ratusan juta rakyat Indonesia, di hadapan 19 kepala negara dan 15 utusan khusus negara-negara sahabat serta para duta besar.

"Ini adalah sikap kesatria seorang pemimpin yang dibutuhkan bangsa Indonesia. Sikap yang transparan dan akuntabel. Modal untuk membangun pemerintahan yang kredibel," ungkapnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement