Senin 21 Oct 2024 10:27 WIB

Prabowo Sediakan Kursi Menteri, Tetapi Nasdem Menolak

Surya Paloh menjelaskan alasan tidak mengambil jatah kursi di kabinet Prabowo.

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (tengah) bersama Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasdem Siti Nurbaya Bakar (kedua kiri), Wakil Ketua HM Prasetyo (kedua kanan) dan Sutiyoso (kiri), Ketua Dewan Pakar Peter F Gontha (kanan), dan para pengurus lainnya berfoto bersama saat pengumuman susunan pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem di Jakarta, Kamis (19/9/2024). Partai Nasdem mengumumkan pengurus DPP, Dewan Pertimbangan dan Dewan Pakar Partai Nasdem periode 2024-2029.
Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (tengah) bersama Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasdem Siti Nurbaya Bakar (kedua kiri), Wakil Ketua HM Prasetyo (kedua kanan) dan Sutiyoso (kiri), Ketua Dewan Pakar Peter F Gontha (kanan), dan para pengurus lainnya berfoto bersama saat pengumuman susunan pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem di Jakarta, Kamis (19/9/2024). Partai Nasdem mengumumkan pengurus DPP, Dewan Pertimbangan dan Dewan Pakar Partai Nasdem periode 2024-2029.

REPUBLIKA.CO.ID, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengungkapkan, bahwa Presiden Prabowo Subianto menyediakan kursi menteri di Kabinet Merah Putih, namun Nasdem menolaknya. Menurut Paloh, Prabowo meminta Nasdem menyampaikan kepada publik soal penolakan itu.

"Ini ada momentum, ada kursi menteri ditawarkan oleh Pak Prabowo dan Pak Prabowo menyatakan, 'Tolong Bung Surya jelaskan kepada kawan-kawan pers dan masyarakat bahwasanya telah saya sediakan kursi kabinet untuk Nasdem.' Tetapi, Nasdem menolak," ucap Paloh saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, usai pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Ahad (20/10/2024).

Baca Juga

Surya Paloh mengakui bahwa Partai Nasdem mendapatkan tawaran kursi menteri dari Presiden Prabowo Subianto, tetapi partainya tidak mengambil tawaran tersebut. Paloh menegaskan, partainya tidak mengambil jatah kursi menteri pada kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran karena tidak ingin menjadi pragmatis demi kepentingan pendidikan politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Berulang kali NasDem ingin mengedepankan politik gagasan daripada pragmatisme agar bisa memberikan sesuatu yang berarti bagi katakanlah proses pendidikan itu sendiri," kata Surya Paloh.

Persepsi publik terhadap institusi politik selama ini tidak lebih dari sekadar mengejar kekuasaan tanpa ada ruang konsistensi idealisme dan kejujuran. Hal itulah yang ingin dibantah Partai Nasdem.

"Saya pikir ini mungkin yang pertama bagi proses perjalanan kehidupan kebangsaan yang dilalui oleh partai-partai politik negeri ini. Tapi, sekecil apa pun ini sumbangsih yang saya harapkan bisa membuka mata hati. Paling tidak, ada Nasdem yang memulainya. Mudah-mudahan Nasdem bisa tetap konsisten seperti ini, politik tanpa mahar," ucapnya.

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI Periode 2024–2029 usai mengucapkan sumpah jabatan pada Sidang Paripurna MPR RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Ahad. Pada Ahad malam, Prabowo mengumumkan susunan Kabinet Merah Putih, dan tidak ada satupun nama dari kader Nasdem.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement