Senin 21 Oct 2024 17:54 WIB

Inilah Rahasia Mengapa Kata Zalim Disebutkan Berkali-kali dalam Alquran

Alquran memperingatkan bahaya kezaliman

Zalim kezaliman (ilustrasi). Alquran memperingatkan bahaya kezaliman
Foto: dok pxhere
Zalim kezaliman (ilustrasi). Alquran memperingatkan bahaya kezaliman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Alquran menyebutkan kata zhulm (kezaliman) dan turunannya sebanyak 289 kali di lebih dari separuh surat-suratnya.

Kata kerja (kezaliman) muncul dalam bentuk 35 turunan linguistik, yang paling sering muncul adalah turunan zhalimin (orang-orang zalim), dan jumlah penyebutan kezaliman dan turunannya menunjukkan keseriusan penyakit yang tidak dapat disembuhkan ini pada individu, kelompok dan masyarakat

Baca Juga

Pertama, kezaliman akidah. Alquran menyebut kemusyrikan sebagai kezaliman yang besar. Lihat surat Luqman ayat 13:

Alquran tidak membatasi diri pada penamaan saja, tetapi menekankan dengan huruf takid yaitu inna dan lam agar tidak ada keraguan bahwa kemusyrikan merupakan salah satu bentuk kezaliman yang paling besar di samping kezaliman yang lain.

Hiperbolasisasi ini ditunjukkan di beberapa tempat Alquran. Lihat surat Al-An'am ayat 21.

Alquran menceritakan kepada kita bagaimana Firaun secara zalim dan dusta mengklaim ketuhanan untuk dirinya sendiri. Lihat surat al-Qasas ayat 38. Sebagaimana Firaun secara dusta dan palsu mengklaim ketuhanan untuk dirinya sendiri, dia juga secara zalim dan sombong mengklaim ketuhanan untuk dirinya sendiri. Lihat an-Nazi'at ayat 24-24).

Allah SWT telah menjelaskan hukuman bagi orang-orang zalim yang mengklaim ketuhanan. Lihat surat al-Anbiya ayat 29.

Meskipun ayat ini turun kepada para malaikat, namun mereka tidak melakukan kedzaliman ini.

Mereka tidak mengklaim ketuhanan secara mutlak, dan seandainya mereka mengakuinya sebagai hujjah, maka balasannya adalah balasan bagi mereka yang menindas dengan mengklaim ketuhanan bagi dirinya, siapapun dia, itulah balasan bagi orang-orang yang zalim, yang mengklaim hak-hak orang lain secara zalim, siapapun dia, dan apapun dia.

Sebagaimana Firaun melakukan kezaliman yang besar dengan mengklaim ketuhanan untuk dirinya sendiri, orang-orang Nasrani juga melakukan kezaliman karena mereka membuat tuhan lain selain Allah SWT, bahkan menjadikannya sebagai tuhan yang ketiga, dan mengklaim ketuhanan Isa. Lihat surat al-Maidah ayat 72.

Jika mereka menjadikan tuhan selain Allah SWT dari golongan manusia, bani Israel malah menjadikan anak sapi dari emas dan menyembahnya sebagai tuhan selain Allah SWT, saat Nabi Musa terlambat pulang dari pertemuan dengan Tuhannya. Hal ini meningkatkan kemusyrikan mereka dan terlibat dalam kezaliman yang paling besar, meskipun ada bukti-bukti yang menentang mereka dan datangnya seruan kepada mereka. Lihat Al-Baqarah ayat 92.

Allah SWT menjelaskan bahwa (desa-desa) yang menganiaya diri mereka sendiri dengan kezaliman dan kerusakan yang besar di negeri itu, hingga kezaliman dalam berbagai bentuk terjadi di dalamnya, dan para penindas menguasai mereka, menuntun mereka kepada pemusnahan tanpa mencegah tuhan-tuhan mereka yang batil, maka datanglah perintah Allah yang Maha Esa.

Di akhirat, kezaliman yang besar menyebabkan para penindas syirik tidak memiliki penolong dan penolong, untuk berlindung dari api neraka setelah mereka dijauhkan dari surga, pertolongan Allah, dan kemenangan yang dicintai-Nya. Lihat surat al-Maidah ayat 72 dan Al-Hajj ayat 71.

BACA JUGA: Dampak Fatal Serangan Rudal Iran ke Israel Terbongkar, Total Kerugiannya Fantastis

Pada hari itu, orang-orang zalim akan berdiri di hadapan Allah Yang Maha Esa, dan mereka akan melihat azab, lalu mereka mengetahui bahwa kekuasaan itu milik Allah tanpa sekutu, dan para pemimpin zalim akan mengingkari para pengikutnya, dan hubungan di antara mereka akan terputus, dan masing-masing akan sibuk dengan dirinya sendiri, dan para pemimpin zalim tidak akan mampu melindungi dirinya sendiri, apalagi melindungi para pengikutnya, sehingga kebenaran akan terungkap ketika mereka menderita azab: Lihat surat Al-Baqarah ayat 165:

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement