Selasa 22 Oct 2024 07:50 WIB

Joko Anwar Kolaborasi dengan Studio Hollywood di Film Pengepungan di Bukit Duri

Joko Anwar menegaskan film Pengepungan di Bukit Duri sepenuhnya fiksi.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Sutradara Joko Anwar dan pemain film Pengepungan di Bukit Duri saat konferensi pers di XXI Epicentrum, Senin (21/10/2024).
Foto: Dok. Republika/Gumanti Awaliyah
Sutradara Joko Anwar dan pemain film Pengepungan di Bukit Duri saat konferensi pers di XXI Epicentrum, Senin (21/10/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Joko Anwar kembali menggebrak dengan karya terbaru melalui film bergenre thriller-aksi Pengepungan di Bukit Duri. Film yang diproduksi Come and See Pictures ini bekerja sama dengan studio Hollywood Amazon MGM Studios.

Vice President Originals Amazon MGM Studios, James Farrel, mengatakan bahwa kolaborasi ini menandai pencapaian penting bagi MGM, karena untuk pertama kalinya bekerja sama dengan rumah produksi di Asia Tenggara untuk perilisan film bioskop. “Kolaborasi ini juga menjadi yang pertama dengan sutradara berbakat dari Indonesia, Joko Anwar. Kami sangat antusias untuk mempersembahkan hasil kerja sama kami dengan tim Come and See Pictures, menghidupkan visi unik Joko Anwar ke layar lebar bagi penonton Indonesia,” kata James dalam konferensi pers di Epicentrum, Jakarta, Senin (21/10/2024).

Baca Juga

Produser sekaligus Co-founder Come and See Pictures, Tia Hasibuan, mengatakan kolaborasi ini terjadi pada 2021 setelah mereka mempresentasikan naskah skenario Pengepungan di Bukit Duri yang ditulis Joko Anwar. Pada saat itu, menurut Tia, tim Amazon MGM Studios langsung merasa jatuh cinta dengan masalah dan cerita yang diangkat.

“Jadi pada 2021, kita pertama ketemu dengan Amazon MGM Studios. Kita presentasikan lah film ini ke mereka, dan enggak nyangka mereka ternyata pada suka. Ya sudah akhirnya kita bisa bekerja sama saat ini,” kata Tia.

Tia menjelaskan Amazon MGM Studios merupakan mitra terbaik untuk mengembangkan dan menggarap film Pengepungan di Bukit Duri. Pasalnya menurut Tia, produksi film bergenre thriller-aksi ini membutuhkan pendekatan yang berbeda, sehingga membutuhkan mitra yang memiliki visi dan misi yang sama.

“Kita bersyukur karena pada bisa dapet partner terbaik untuk film ini. Karena memang seperti yang Bang Joko bilang, menggarap film ini butuh kematangan dari berbagai hal,” kata Tia.

Pengepungan di Bukit Duri mengambil latar tahun 2027, ketika situasi di Indonesia bergejolak. Menggambarkan kondisi masyarakat berada di ambang kehancuran, dipicu oleh diskriminasi dan kebencian rasial. Di tengah semua itu, muncul Edwin (diperankan Morgan Oey), guru pengganti di SMA DURI yang dikhususkan untuk siswa-siswi bermasalah. Situasi semakin rumit, Edwin menghadapi pertarungan untuk bertahan hidup ketika sekolah tempatnya mengajar mendadak berubah menjadi ajang pertarungan hidup dan mati.

Joko Anwar berharap film ini bisa relate dengan tidak hanya penonton Indonesia, namun juga penonton internasional. Karena menurut dia, masalah sosial seperti kekerasan marak terjadi di berbagai negara.

"Melalui film ini saya mencoba menyuguhkan cara pandang yang berbeda melihat kekerasan itu dan bagaimana kita merespon kekerasan," kata Joko.

Meskipun secara spesifik menyebut Bukit Duri, namun Joko menegaskan bahwa film ini sepenuhnya fiksi. "Jadi sepenuhnya fiksi. Enggak terkait sama kawasan Bukit Duri, enggak," kata Joko.

Film Pengepungan di Bukit Duri juga menjadi kolaborasi perdana Joko Anwar dengan aktor berbakat Morgan Oey. Selain Morgan, film ini dibintangi para aktor generasi baru Indonesia, di antaranya adalah Omara Esteghlal, Hana Pitrashata Malasan, Endy Arfian, Fatih Unru, Satine Zaneta, Dewa Dayana, Florian Rutters, Faris Fadjar Munggaran, Sandy Pradana, Farandika, Raihan Khan, Sheila Kusnadi, Millo Taslim, Bima Azriel.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement