REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Senin (21/10) mendesak otoritas Israel agar mengizinkan timnya masuk ke Gaza Utara untuk melaksanakan misi penyelamatan di tengah serangan mematikan Israel yang telah berlangsung lebih dari dua minggu.
Dalam sebuah pernyataan, UNRWA mengatakan bahwa mereka kembali menegaskan permintaan mendesak dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) kepada otoritas Israel "untuk memberikan akses guna melaksanakan operasi penyelamatan di (Gaza Utara), termasuk evakuasi orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan."
Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, sebelumnya pada Senin mengatakan bahwa Israel melarang masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza Utara.
Sementara itu, Pertahanan Sipil Palestina dalam pernyataan terpisah pada Senin mengatakan bahwa lebih dari 600 orang telah tewas sejak Israel memulai serangan militer di Jalur Gaza utara lebih dari dua minggu lalu.
“Jenazah puluhan orang masih berada di bawah reruntuhan dan di jalan-jalan karena tim pertahanan sipil tidak bisa mencapainya,” kata juru bicara Mahmoud Basal kepada Anadolu.
Tentara Israel terus melancarkan serangan besar-besaran di Gaza utara, yang kini memasuki hari ke-17, di tengah pengepungan yang mencekik.
Serangan ini merupakan episode terbaru dalam serangan brutal Israel yang telah menewaskan lebih dari 42.600 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta melukai 99.800 lainnya sejak tahun lalu menyusul serangan Hamas.
Perang Israel di Gaza telah menyebabkan hampir seluruh populasi wilayah tersebut terlantar di tengah blokade yang terus berlanjut, yang telah menyebabkan kekurangan parah akan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional atas tindakannya di Gaza.