REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pentagon di Amerika sedang menyelidiki kebocoran informasi intelijen yang berkaitan dengan serangan Israel ke Iran yang akan datang. Itu adalah tanggung jawab Amerika untuk menjaga keamanan informasi tersebut, kata para pejabat.
Kebocoran tersebut kemungkinan besar telah sangat merusak hubungan Amerika Serikat (AS) dan Israel selama Israel menjajah Gaza dan memerangi Hamas. Hal tersebut disampaikan Victoria Coates, Wakil Presiden Heritage Foundation yang bertanggung jawab atas Institut Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri.
"Kebocoran tersebut sangat, sangat memprihatinkan,” kata Victoria Coates, dikutip dari laman The Daily Signal, Selasa (22/10/2024).
Setelah Iran menembakkan hampir 200 rudal balistik pada 1 Oktober 2024 ke Israel, Israel mengumumkan bahwa mereka akan membalasnya. Dokumen-dokumen yang bocor itu tidak menyebutkan target-target spesifik yang akan diserang Israel, namun mencakup informasi pengawasan.
Victoria Coates mengatakan, pelepasan informasi tersebut jelas telah mengubah rencana tanggapan awal Israel.
“Orang-orang Iran jelas memiliki informasi ini,” kata Victoria Coates.
“Kami tidak tahu informasi lain apa yang mereka miliki, jadi saya pikir Israel dapat dan harus meluangkan waktu yang mereka butuhkan untuk mengembangkan rencana alternatif," kata Victoria Coates.
Victoria Coates bergabung dalam episode “The Daily Signal Podcast” kali ini untuk membahas bagaimana AS akan menemukan pembocornya, dan apa yang bisa dilakukan oleh pemerintahan Biden-Harris untuk memperbaiki hubungan dengan Israel.
Victoria Coates juga berbicara tentang strategi Israel dalam menyerang aset keuangan kelompok Hizbullah, di sebelah utara Israel di Lebanon.
Diberitakan, Al Jazeera pada Senin (21/10), Gedung Putih Amerika mengatakan bahwa Presiden AS Joe Biden sangat prihatin atas bocornya dokumen-dokumen pemerintah AS yang menguraikan penilaian intelijen tentang persiapan Israel untuk menyerang Iran.
Amerika tidak yakin bagaimana dokumen-dokumen yang diposting di platform media sosial Telegram pekan lalu dapat dipublikasikan, kata juru bicara Gedung Putih AS, John Kirby kepada para wartawan pada Senin (21/10).
Tidak jelas apakah dokumen-dokumen tersebut bocor atau diretas.
“Presiden tetap sangat prihatin dengan kebocoran informasi rahasia ke ranah publik. Hal itu tidak seharusnya terjadi dan tidak dapat diterima jika terjadi,” kata Kirby.
Dokumen-dokumen rahasia tersebut termasuk analisis citra satelit dari kegiatan militer Israel.
Dokumen-dokumen tersebut mengatakan bahwa militer Israel menangani rudal balistik yang diluncurkan dari udara yang ditembakkan dari pesawat terbang dan melakukan kegiatan rahasia pesawat tak berawak pada awal bulan ini hampir pasti untuk melakukan serangan terhadap Iran.