Rabu 23 Oct 2024 01:36 WIB

Nasihat Ketum PBNU untuk Para Santri

Santri diimbau meneladani para pendahulu.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Ketum PBNU di Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, Sabtu (3/8/2024).
Foto: Kamran Dikarma
Ketum PBNU di Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, Sabtu (3/8/2024).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam memperingati Santri Nasional 2024, Pengurus besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Istigosah Kubro di Plaza PBNU, Jakarta Pusat pada Senin (21/10/2024) malam. Acara ini dihadiri Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Sekjen PBNU Saifullah Yusuf, dan segenap pengurus Syuriyah, Tanfidziah PBNU serta ratusan Nahdliyyin.

Dalam acara ini, Ketua Umum PBNU Yahya Staquf (Gus Yahya) mengajak para santri zaman now untuk meneruskan perjuangan para pendahulu negeri. 

Baca Juga

“Pada Hari Santri kita gunakan momentum ini untuk menantang diri kita masing-masing, santri-santri zaman now, sudah seberapa kita ikut menyumbangkan perjuangan kita bagi cita-cita mulia dari para pendahulu kita," ujar Gus Yahya. 

Gus Yahya juga mengajak santri terus berkontribusi untuk Indonesia. Menurut dia, kaum bersarung harus berupaya keras menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk bangsa ini. 

“Kita dituntut untuk memantaskan diri sebagai pewaris perjuangan para penahulu itu untuk berupaya keras untuk menyumbangkan perjuangan sekuat-kuatnya untuk kita sumbangkan kepada bangsa kita," ucap dia. 

Sementara itu, dalam tauhjihahnya (arahannya), Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar menguatkan apa yang disampaikan oleh Ketua Umum PBNU dalam sambutannya tentang tagline peringatan Hari Santri tahun ini, yaitu; "Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan".

“Malam yang sangat penting untuk kita semua tentang nilai-nilai perjuangan. Untuk sebagaimana tema malam ini yaitu Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan," ucap Kiai Miftach.

Dia pun menyampaikan maksud Hari Santri untuk memperkuat mental para santri dengan mengingatkan perjuangan ulama-ulama yang berkorban dengan nyawa untuk memiliki sebuah negara.

Istigosah Kubro dihadiri Rais Aam PBNU dan jajaran Suriah, Ketua PBNU dan jajaran Tanfidiyah, termasuk Sekjen PBNU (Menteri Sosial Kabinet Merah Putih), serta 500 warga Nahdiyin dari berbagai Lembaga dan Badan Otonom Pengurus Besar PBNU.

Dalam acara yang sama, Sekjen PBNU yang kini menjabat Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menjelaskan, Istighosah kubro merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kegiatan perayaan Hari Santri.

Menurut dia, perayaan ini diselenggarakan secara desentralisasi oleh Pengurus Wilayah dan Cabang NU Se-Indonesia bukan pada gebyar acaranya, namun pada substansinya untuk terus mendapatkan ruh perjuangan para santri sebagai dalam resolusi jihad 22 Oktober 1945 oleh KH Hasyim Asy'ari.

“Mudah-mudahan semua rencana yang sudah kita siapkan lancar, di ridhoi oleh Allah SWT dan yang paling penting adalah menginspirasi para santri untuk terus berbuat untuk kepentingan Bangsa dan Negara kita melalui sungguh-sungguh, serius belajar di lingkungan masing-masing," kata Gus Ipul.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement