REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Hari Santri Nasional 2024 yang jatuh pada 22 Oktober dinilai menjadi momentum bagi santri untuk terus berkarya. Di tengah beratnya tantangan pendidikan di pesantren, para santri tetap berupaya mewujudkan cita-citanya.
Muhammad Hamzah Kastella, salah seorang santri dari pesantren di Bogor menjelaskan, harapannya saat pertama kali masuk pesantren adalah untuk menjadi seorang Hafizh Al-Qur'an. "Walaupun belum mencapai itu, saya terus berusaha," ungkap Hamzah.
Hamzah juga aktif dalam kegiatan masjid di rumahnya dan diberi amanah sebagai Ketua Remaja Masjid selama Ramadhan. Hamzah mengaku bahwa meskipun kontribusinya belum banyak, ia telah terlibat dalam kegiatan masjid di rumahnya dan menjadi bagian dari komunitas di lingkungan.
Hanifah Akmala, berbicara tentang harapannya untuk menjadi santri yang bisa menebar manfaat bagi masyarakat luas. "Ilmu yang saya pelajari, saya ingin bisa bermanfaat bagi masyarakat dan menjadi amal jariyah," katanya.
Hanifah menceritakan pengalamannya dalama mensyiarkan zakat, infak dan sedekah lewat konten dakwah di media sosial. "Agar bisa menyadarkan masyarakat tentang pentingnya kesejahteraan bersama" kata Hanifah. Selain itu, ia juga mengajar taklim bagi mahasiswa yang masih kesulitan membaca Alqur’an.
Sementara itu, Istikhoriyah Aulia Putri, santriwati yang aktif di pesantren, berharap dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan mampu mengamalkan ilmu agama dalam kehidupan sehari-hari. "Saya ingin menjadi contoh yang baik bagi generasi muda dan menyebarkan nilai-nilai Islam yang damai" ujarnya.
Aulia berusaha menyebarkan nilai-nilai Islam melalui tulisan dan bimbingan terhadap santri-santri yang lebih muda. "Saya ingin memberikan semangat kepada anak-anak muda agar tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan" ujar dia.