Kamis 24 Oct 2024 19:00 WIB

Kepala HAM PBB Prihatin Israel Serang Rumah Sakit di Beirut

Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon.

Asap mengepul dari serangan udara Israel di Dahiyeh, pinggiran selatan Beirut, Lebanon, Rabu, 16 Oktober 2024.
Foto: AP Photo/Hussein Malla
Asap mengepul dari serangan udara Israel di Dahiyeh, pinggiran selatan Beirut, Lebanon, Rabu, 16 Oktober 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kepala Hak Asasi Manusia (HAM) PBB Volker Turk menyatakan prihatin atas serangan udara Israel di dekat Rumah Sakit Universitas Rafik Hariri di ibu kota Lebanon, Beirut, dan mengatakan perlindungan warga sipil harus menjadi prioritas utama.

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (22/10), Turk mengatakan terkejut dengan serangan mematikan pada Senin yang dilaporkan menewaskan sedikitnya 18 orang, termasuk empat anak-anak, sambil menegaskan kembali bahwa prinsip-prinsip dasar hukum humaniter internasional mengenai perlindungan warga sipil harus dihormati.

Baca Juga

Ia mencatat bahwa rumah sakit, salah satu fasilitas medis utama di Beirut yang telah menerima banyak pasien selama konflik, juga tampaknya telah rusak akibat serangan tersebut.

"Dalam pelaksanaan operasi militer, semua langkah pencegahan yang layak harus diambil untuk menghindari, dan dalam hal apa pun meminimalkan, hilangnya nyawa warga sipil, cedera pada warga sipil, dan kerusakan pada objek sipil," tegas Turk.

Ia mengatakan bahwa rumah sakit, ambulans, dan tenaga medis dilindungi secara khusus berdasarkan hukum kemanusiaan internasional karena fungsinya yang menyelamatkan nyawa orang yang terluka dan sakit.

"Ketika melakukan operasi militer di sekitar rumah sakit, pihak-pihak yang terlibat dalam konflik harus menilai dampak yang diharapkan terhadap layanan kesehatan sehubungan dengan prinsip proporsionalitas dan pencegahan", katanya.

"Setiap insiden yang memengaruhi rumah sakit harus diselidiki secara cepat dan menyeluruh," tambah Turk.

Kepala HAM PBB itu juga mengingatkan seruan PBB untuk segera menghentikan permusuhan dan mengingatkan semua pihak bahwa perlindungan warga sipil harus menjadi prioritas utama yang absolut.

Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon sejak 23 September terhadap apa yang disebutnya sebagai target slot Hizbullah dalam eskalasi lebih dari setahun pertempuran lintas batas antara pasukan Israel dan kelompok Lebanon, sejak dimulainya serangan brutal Israel di Gaza.

Hampir 2.500 orang telah tewas dan lebih dari 11.500 lainnya terluka dalam serangan Israel sejak tahun lalu, menurut otoritas kesehatan Lebanon.

Israel memperluas konflik pada 1 Oktober dengan melancarkan serangan darat ke selatan Lebanon.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement