REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Forum Pondok Pesantren (FPP) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat bertekad mewujudkan pendidikan yang aman dan nyaman melalui program pesantren ramah anak.
"Program ini sebagai upaya mewujudkan pesantren yang tidak hanya fokus pada pendidikan agama tetapi juga menjunjung tinggi hak-hak anak dan perlindungan terhadap santri," kata Ketua FPP Kabupaten Bekasi Muhammad Yasin di Cikarang, Kamis.
Program pesantren ramah anak ini merupakan langkah preventif untuk mencegah terjadinya segala bentuk kekerasan di dalam lingkungan pondok pesantren.
Melalui program ini hak-hak anak harus dipenuhi dan seluruh santri juga harus mendapatkan perlindungan dengan baik selama berada di lingkungan pesantren.
"Semua guru, termasuk para kiai dan pendidik lain diarahkan agar lebih ramah anak, mengingat banyak kasus seperti kekerasan yang terjadi. Kami umumkan ini bersama-sama agar pelaksanaan program pesantren ramah anak di Kabupaten Bekasi menjadi lebih konkret," katanya.
Dirinya berharap program pesantren ramah anak ini ke depan dapat diimplementasikan secara luas demi tercipta lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan mendukung tumbuh kembang anak dengan baik.
"Kami berharap upaya kita ini dapat mencegah dan mengembalikan marwah pesantren sebagai lembaga pendidikan yang fokus pada perbaikan moral dan akhlak para santri," ucapnya.
Dia juga mengaku insiden tindak asusila di salah satu tempat pengajian beberapa waktu lalu membuat kerugian besar bagi kalangan pesantren di Kabupaten Bekasi, sebab kejadian tersebut turut memicu kekhawatiran orang tua untuk menitipkan anak ke pesantren.
"Jelas merugikan karena bukan pondok pesantren tapi mengatasnamakan pondok pesantren. Yang jelas kalau ada kejadian seperti itu para orang tua jadi takut menitipkan anak, ada kekhawatiran," kata dia.
Pengembangan potensi santri
Pemerintah Provinsi Gorontalo berkomitmen mendukung pengembangan potensi santri di wilayah kabupaten dan kota se-Provinsi Gorontalo dalam bidang keterampilan maupun pengetahuan.
"Komitmen ini telah ditandai dengan dukungan penuh Pemprov Gorontalo terhadap program-program berbasis agama," ucap Penjabat Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin usai resepsi rangkaian Hari Santri di Kota Gorontalo, Kamis.
Dukungan tersebut, kata Rudy, termasuk pemberian dana bantuan pendidikan, fasilitasi peningkatan keterampilan santri, serta pelibatan santri dalam pemberdayaan masyarakat.
"Di era transformasi digital, penting bagi kita semua untuk mendorong santri berperan aktif dalam pembangunan ekonomi kreatif, pendidikan inklusif, serta inovasi teknologi tanpa melupakan nilai-nilai keislaman," ucap Rudy.
Ia mengatakan, sejauh ini para santri telah menjadi bagian penting dalam menciptakan generasi yang unggul dan berakhlak mulia. Lebih dari itu, peran santri sebagai penjaga moral dan nilai-nilai luhur harus terus dikokohkan. Para santri harus terus meningkatkan kualitas dirinya, baik ilmu agama dan ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Saya mengajak kita semua untuk menjadikan Hari Santri sebagai momentum memperkuat kesatuan dan kebersamaan. Mari bersama sama kita wujudkan cita-cita Indonesia yang maju dan sejahtera, dengan tetap menjunjung tinggi akhlakul karimah," ajak dia.
Hari Santri tahun 2024 mengusung tema “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan”. Melalui Hari Santri tersebut, Pj Gubernur berharap, para santri mampu bersaing baik di tingkat nasional maupun ke kancah internasional.