Jumat 25 Oct 2024 11:12 WIB

FPKS DPR RI Optimistis Prabowonomics Dorong Pertumbuhan dan Kesejahteraan Indonesia

Prabowo menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dan penghapusan kemiskinan.

Anggota Komisi I DPR RI Sukamta mengatakan Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP) harus belajar dari kasus penolakan paspor Warga Negara Indonesia (WNI) yang ditolak di Jerman hanya karena mengenai pencetakan blanko spesimen tanda tangan.
Foto: istimewa
Anggota Komisi I DPR RI Sukamta mengatakan Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP) harus belajar dari kasus penolakan paspor Warga Negara Indonesia (WNI) yang ditolak di Jerman hanya karena mengenai pencetakan blanko spesimen tanda tangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Sukamta, menyatakan optimistis terhadap kebijakan ekonomi Prabowonomics yang diusung oleh Presiden Prabowo Subianto. Kebijakan ini menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dan penghapusan kemiskinan absolut, dengan fokus pada investasi, ekspor, serta pengembangan sektor-sektor strategis seperti pertanian, manufaktur, dan teknologi.

"Kami melihat Prabowonomics sebagai kebijakan yang berani dan visioner. Ini adalah langkah yang tepat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, memperkuat sektor-sektor kunci, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia," ujar Sukamta. 

"Kebijakan ini menunjukkan bahwa pemerintah serius dalam membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah dan sejahtera," katanya.

Anggota Badan Anggaran DPR RI ini menekankan bahwa ada beberapa aspek kuat dari kebijakan ini yang membuatnya optimis terhadap masa depan ekonomi Indonesia pertama, kolaborasi pemerintah dan swasta yang kuat adalah langkah strategis yang memungkinkan berbagai sektor berkembang lebih cepat. 

“Kolaborasi ini tidak hanya mempercepat pembangunan infrastruktur, tetapi juga memperkuat ekosistem bisnis di seluruh Indonesia, dari kota besar hingga pelosok desa,” kata anggota DPR RI Dapil DIY ini.

Kedua, dorongan investasi untuk pertumbuhan. Strategi peningkatan investasi, terutama dari sektor swasta dan investor asing, menunjukkan komitmen pemerintah untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif.

 "Investasi adalah motor penggerak ekonomi, dan dengan kebijakan yang ramah investasi, kita bisa mempercepat pertumbuhan dan membuka lebih banyak lapangan kerja," kata Sukamta.

Meskipun target pertumbuhan 8 persen terlihat ambisius, Sukamta percaya bahwa dengan strategi yang tepat dan dukungan kebijakan yang konsisten, ini adalah target yang bisa dicapai. 

“Pertumbuhan 8 persen akan menandakan era baru kebangkitan ekonomi Indonesia, dengan daya saing yang lebih kuat di pasar global,” ujarnya.

Sukamta menegaskan bahwa kebijakan Prabowonomics untuk menghapus kemiskinan absolut juga menjadi sorotan positif, harapan baru bagi masyarakat dan dunia usaha.

"Upaya ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk tidak meninggalkan siapa pun di belakang. Program yang terstruktur, seperti penciptaan lapangan kerja, bantuan sosial, dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), kami optimistis target ini bisa dicapai," jelas Sukamta.

"Koordinasi lintas sektor yang baik, sinergi antara pemerintah dan swasta, serta dukungan penuh dari masyarakat, saya yakin kita bisa mencapai pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan. Ini bukan hanya tentang angka, tapi tentang bagaimana kita membangun Indonesia yang lebih baik, lebih sejahtera, dan lebih berdaya saing," katanya.

Melalui visi ini, Indonesia diharapkan tidak hanya mampu mengatasi tantangan-tantangan ekonomi global, tetapi juga menjadi kekuatan ekonomi baru di Asia.

 "Inilah saatnya kita bersama-sama menggerakkan roda ekonomi dengan semangat optimisme dan keyakinan bahwa masa depan Indonesia sangat cerah," tutup Sukamta.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement