REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Internasional untuk Alquran dan Dakwah Organisasi Kebudayaan dan Komunikasi Islam Seyed Mostafa Hosseini Neishabouri mengatakan bahwa Republik Islam Iran mengusulkan pembentukan parlemen Alquran untuk negara-negara Islam berskala internasional.
"Akan mengundang Republik Indonesia supaya menjadi anggota parlemen Alquran untuk dunia Islam," kata Seyed Mostafa pada acara Konferensi Internasional Alquran bertajuk "Risalatullah dan Lifestyle dalam Peradaban Global" di Jakarta, Kamis.
Seyed Mostafa menjelaskan bahwa ke depannya parlemen Alquran akan menjadi sarana untuk membahas berbagai hal yang berkaitan dengan ruang lingkup Alquran sekaligus untuk menemukan solusi-solusi untuk permasalahan yang saat ini dihadapi oleh umat Islam.
Menurut Seyed, usulan tersebut telah disampaikan kepada Kementerian Agama Indonesia dan telah mendapat sambutan yang cukup bagus. "Tepatnya ke Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) dan kita sampaikan di sana dan Alhamdulillah mendapatkan sambutan yang cukup bagus," katanya menambahkan.
Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta bersama Nusantara Mengaji mengelar Konferensi Internasional Alquran bertajuk "Risalatullah dan Lifestyle dalam Peradaban Global" di Jakarta, Kamis.
Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi mengatakan bahwa di saat ini seminar seperti Konferensi Alquran perlu digelar di banyak tempat.
"Mudah-mudahan apa yang dibicarakan dalam konferensi ini adalah hal yang bermanfaat untuk semua kaum Muslimin di manapun mereka berada, " kata Dubes.
Sebelumnya, Konferensi Internasional Alquran digelar Nusantara Mengaji dan Kedutaan Besar (Kedubes) Republik Islam Iran pada Kamis (24/10/2024) di Jakarta. Koordinator Nasional Nusantara Mengaji, KH Jazilul Fawaid mengatakan bahwa digelarnya Konferensi Internasional Alquran agar Alquran menjadi solusi hidup di Indonesia dan di dunia.
Kiai Jazilul mengatakan, Nusantara Mengaji dan Kedubes Iran prihatin dengan kondisi merebaknya gaya hidup yang jauh dari akhlak Alquran. Sebagai contoh di Indonesia, banyak gaya hidup yang aneh dan jauh dari akhlak Alquran. Mungkin juga di Iran dan negera-negara yang lain terjadi hal yang sama.
"Korupsi, jelas bukan gaya hidup kita (bukan gaya hidup Islam dan bukan akhlak Alquran, red), kezaliman jelas bukan gaya hidup kita, pengeboman terhadap masjid, rumah sakit, rakyat sipil dan sekolah jelas bukan gaya hidup kita," kata Kiai Jazilul saat Konferensi Internasional Alquran, Kamis (24/10/2024)
Ia menambahkan, penganiayaan jelas bukan gaya hidup yang terinspirasi dari Alquran. Oleh karena itu melalui Konferensi Internasional Alquran mencoba menghadirkan solusi untuk menjadi inspirasi bagi kedua negara yakni Iran dan Indonesia.
Untuk merumuskan langkah strategis apa yang bisa dilakukan oleh Indonesia dan Iran dalam rangka menghadirkan gaya hidup Alquran dalam berbagai lini kehidupan. Misalnya menerapkan gaya hidup Alquran dalam politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain sebagainya.
Di tempat yang sama, Ahmad Jayadi mewakili Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag), mengatakan bahwa dalam pertemuan hari ini semuanya punya komitmen, untuk menjadikan Alquran sebagai inspirasi.
"Alquran menjadi inspirasi untuk kita semuanya mengarungi kehidupan di alam dunia," ujar Jayadi.