Jumat 25 Oct 2024 17:48 WIB

IDF Akui 900 Tentara Penjajah Tewas di Gaza dan Lebanon

Enam komandan brigade berpangkat kolonel tewas sejak awal perang.

Tentara Israel membawa peti mati sersan yang tewas akibat serangan drone Hizbullah, saat pemakamannya di dekat Ramot Naftali, Israel, Senin, 14 Oktober 2024.
Foto: AP Photo/Leo Correa
Tentara Israel membawa peti mati sersan yang tewas akibat serangan drone Hizbullah, saat pemakamannya di dekat Ramot Naftali, Israel, Senin, 14 Oktober 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Pasukan penjajah Israel (IDF) mengakui tewasnya sebanyak 890 perwira dan prajurit mereka sejak dimulainya Operasi Topan Al-Aqsa pada 7 Oktober tahun lalu. Kematian-kematian yang terjadi di Gaza dan Lebanon tersebut menggambarkan gencarnya perlawanan pejuang melawan pasukan yang diklaim paling canggih di dunia itu.

Di antara mereka yang tewas, 835 orang adalah tentara pria dan 55 orang adalah tentara wanita. Enam komandan brigade berpangkat kolonel tewas sejak awal perang, tiga di antaranya tewas dalam pertempuran pada 7 Oktober. Selain itu, 240 tentara cadangan tewas di berbagai sektor, bersama dengan 217 tentara.

Baca Juga

Menurut Almayadeen, penghitungan tersebut tidak termasuk kematian setidaknya 10 tentara Israel di perbatasan Lebanon pada Kamis. Militer pendudukan Israel juga mengakui pada Jumat, lima tentara lainnya tewas dalam pertempuran yang terjadi di perbatasan dengan Lebanon tadi malam. Artinya, jumlah perwira dan tentara IDF yang tewas sejauh ini telah melampaui angka 900 personel.

Berdasarkan klausul "Diizinkan untuk Dipublikasikan", juru bicara tentara Israel mengakui bahwa dua perwira dan 3 tentara tewas dalam pertempuran di Lebanon Selatan tadi malam, dan menyebutkan bahwa di antara yang tewas adalah wakil komandan Brigade ke-89.

Kelima tentara yang terbunuh adalah anggota Divisi Lapis Baja ke-8 Brigade 89. Sementara itu, juru bicara tersebut menambahkan, lima tentara Israel lainnya terluka parah dalam insiden terpisah hari ini dan tadi malam di Lebanon Selatan.

Secara rinci, Radio Tentara Israel menyebutkan, pada pukul 22.00 kemarin, Hizbullah menembakkan rentetan roket ke arah tentara yang berkumpul di dalam sebuah desa di sektor timur Lebanon Selatan.

Salah satu roket jatuh di dekat sebuah gedung tempat pasukan Brigade ke-89 ditempatkan yang mengakibatkan banyak kematian dan cedera. Di dalam gedung terdapat prajurit Brigade 89, serta prajurit konvoi logistik yang hendak meninggalkan tempat itu. Terlepas dari angka-angka tersebut, media Israel melaporkan bahwa 27 tentara tewas di Lebanon Selatan sejak dimulainya "operasi darat".

Sementara, Hizbullah mengatakan pihaknya menghancurkan sebuah tank Israel di Aita al-Shaab di Lebanon selatan, menewaskan dan melukai awaknya. Kelompok Lebanon mengatakan mereka menyerang tank tersebut dengan “peluru kendali”, sehingga menyebabkan tank tersebut terbakar. 

Pada Rabu, Hizbullah mengatakan para pejuangnya telah membunuh lebih dari 70 tentara Israel dalam bentrokan tersebut. Israel mengatakan mereka kehilangan sekitar 20 tentara di Lebanon sejak operasi darat dimulai, dan 30 tentara lainnya tewas dalam serangan Hizbullah di Israel utara.

Hizbullah pada Kamis malam mengumumkan bahwa mereka terlibat dalam bentrokan "jarak nol" dengan tentara Israel di dalam kota perbatasan Lebanon. Sementara warga Israel terluka dan 12 apartemen dirusak oleh roket yang ditembakkan oleh partai tersebut.

Partai tersebut menjelaskan bahwa para pejuangnya terlibat dalam bentrokan kekerasan di kota Aita al-Shaab pada jarak nol dengan berbagai jenis senapan mesin dan rudal dengan pasukan pendudukan Israel.

Militer Israel melaporkan bahwa lebih dari 50.000 tentara yang tidak aktif bertugas sebelum perang telah kembali bertugas. Namun, mendaftarkan kembali dan memanggil puluhan ribu orang lainnya yang telah menyelesaikan pelatihan tempur dan dibebaskan selama perampingan terbukti menjadi tantangan bagi Israel, seperti yang dilaporkan Israel Hayom.  

Pasukan pendudukan sejauh ini hanya menempatkan 17.000 tentara tersebut. Dari jumlah itu, hanya 4.000 orang yang setuju untuk kembali dan mengabdi.

Pada Rabu malam, Hizbullah mengumumkan bahwa kerugian Israel sejak serangan darat ke Lebanon pada September mencakup lebih dari 70 orang tewas dan 600 orang terluka di antara perwira dan tentara pendudukan Israel, bersama dengan hancurnya 28 tank Merkava, empat buldoser militer, sebuah kendaraan lapis baja, dan sebuah pengangkut pasukan. Selain itu, tiga drone Hermes 450 dan satu drone Hermes 900 jatuh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement