Ahad 27 Oct 2024 21:48 WIB

Green Faith Dorong Transisi Energi Berkeadilan di Jawa Barat

Anggaran publik Jawa Barat untuk energi terbarukan masih minim.

Dialog Transisi Energi Berkeadilan di Bandung, Jawa Barat, Jumat (25/10/2024)
Foto: Green Faith Indonesia
Dialog Transisi Energi Berkeadilan di Bandung, Jawa Barat, Jumat (25/10/2024)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Saat dunia menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin mendesak, Indonesia turut berperan aktif dalam upaya global untuk mencapai keadilan iklim. Melalui kerja sama dengan berbagai organisasi, komunitas keagamaan, dan pemerintah, GreenFaith Indonesia (GFI) mendorong transisi menuju energi yang lebih bersih dan berkeadilan.

GreenFaith Indonesia bekerja sama dengan GreenFaith Jepang serta WALHI Jawa Barat menyelenggarakan dialog tentang transisi energi berkeadilan di Bandung pada Jumat (25/10/2024).

Baca Juga

Acara ini menghadirkan pembicara anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, LBH Bandung, Akademisi, Perkumpulan Inisiatif, dan perwakilan lembaga swadaya masyarakat.

Hening Parlan, Direktur GreenFaith Indonesia, saat membuka acara menyampaikan bahwa GFI berfokus pada transisi energi yang adil dan bertanggung jawab. Upaya ini tidak berjalan sendiri; GFI bekerja sama dengan organisasi non-pemerintah (NGO), komunitas masyarakat, dan pemerintah untuk mempercepat transisi menuju energi ramah lingkungan di Indonesia.

“Sebagai insan beragama, kewajiban kita adalah merawat bumi,” tegas Hening, menyoroti bahwa semua ajaran agama mendorong umatnya untuk melindungi bumi sebagai tanggung jawab moral bersama.

Salah satu inisiatif penting adalah rencana penutupan PLTU Indramayu dan Cirebon. Bila penutupan PLTU ini berhasil, diharapkan bisa menjadi teladan bagi negara lain, sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia serius dalam menekan emisi karbon.

Sementara itu, Fletcher Harper, Direktur Eksekutif GreenFaith Internasional, menjelaskan bahwa GreenFaith merupakan organisasi multi-agama yang berfokus pada isu keadilan iklim.

“Perubahan iklim adalah tantangan global yang nyata, dan kita tidak dapat menutup mata. Seluruh masyarakat dunia harus bersama-sama menghadapi krisis ini,” ujar Flecher.

Menurut dia, perubahan iklim bukan hanya isu lingkungan, melainkan seruan moral yang harus dijawab oleh seluruh komunitas beragama.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement