REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Irlandia Simon Harris menyatakan dukungan dan solidaritas negaranya kepada Pemerintah dan Rakyat Lebanon di tengah serangan Israel yang terus menerus berlangsung.
Dukungan itu disampaikan Harris dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati di Dublin.Harris menyambut Mikati di Gedung Pemerintahan di Dublin dalam kunjungan perdana seorang perdana menteri Lebanon ke Irlandia.
Menurut pernyataan dari kantor Harris, kedua pemimpin mengadakan diskusi substantif, di mana Mikati memberikan penilaian mendalam tentang situasi di lapangan dan tantangan yang dihadapi pemerintahnya dalam menangani konsekuensi kemanusiaan dari konflik ini, termasuk kebutuhan besar bagi banyaknya orang yang terlantar.
Kedua pemimpin menyerukan gencatan senjata segera dan "implementasi penuh dan ketaatan terhadap Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB," demikian isi pernyataan tersebut.
Dalam pertemuan itu, PM Harris menyampaikan dukungan dan solidaritas kepada rekannya dari Lebanon serta menekankan pentingnya menjaga keselamatan penjaga perdamaian UNIFIL dan melindungi kemampuan pasukan perdamaian itu untuk menjalankan mandat mereka.
Berbicara setelah pertemuan, Harris mencatat bahwa mereka membahas "eskalasi kekerasan yang sangat mengkhawatirkan" di Lebanon dan dampak buruknya terhadap warga sipil.
Harris juga meyakinkan Mikati bahwa Rakyat Lebanon dapat mengandalkan dukungan dan solidaritas dari Irlandia.
Harris mengingat bahwa Irlandia menjanjikan tambahan lima juta euro (5,3 juta dolar AS) dalam konferensi di Paris minggu ini untuk Lebanon. Kepala pemerintahan Irlandia itu lebih lanjut menegaskan bahwa negaranya akan terus mendukung mereka yang paling membutuhkan di kawasan tersebut.
"Penargetan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional dan tidak dapat diterima. Israel dan Hizbullah memiliki kewajiban untuk memastikan keselamatan dan keamanan penjaga perdamaian," kata Harris menambahkan.
Pada Jumat pagi, Mikati bertemu Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di London dengan fokus pembicaraan berkisar tentang upaya mencapai gencatan senjata di wilayah tersebut.
Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon bulan lalu dengan dalih menyasar Hizbullah. Serangan tersebut merupakan eskalasi dari setahun perang lintas perbatasan antara Israel dan Hizbullah Lebanon sejak kampanye genosida rezim Zionis di Jalur Gaza, Palestina.
Lebih dari 2.600 orang telah tewas dan lebih dari 12.200 terluka akibat serangan Israel sejak Oktober tahun lalu, kata otoritas kesehatan Lebanon.
Israel memperluas konflik pada 1 Oktober tahun ini dengan melancarkan serangan darat ke Lebanon selatan.