Senin 28 Oct 2024 07:45 WIB

Mobil Evo Morales Diiberondong Peluru, Eks Presiden Bolivia Itu Nyaris Tewas

Morales sebut peluru hanya meleset beberapa sentimeter.

Mantan Presiden Bolivia Evo Morales
Foto: AP/Juan Karita
Mantan Presiden Bolivia Evo Morales

REPUBLIKA.CO.ID, Evo Morales, mantan presiden Bolivia, menyata pada Ahad bahwa sebuah mobil yang ia tumpangi ditembaki. Ia menyebut penembakan tersebut sebagai upaya pembunuhan.

Sebuah video yang ia unggah ke media sosial tampak memperlihatkan sedikitnya dua lubang peluru di kaca depan mobil di kursi depan tempat Morales duduk.

Baca Juga

Dalam sebuah pernyataan, partai Gerakan Sosialisme (Mas) milik Morales mengatakan bahwa orang-orang berpakaian hitam telah menembaki kendaraan tersebut ketika melewati barak militer. Partai tersebut mengatakan bahwa mereka menganggap pemerintah Presiden Luis Arce bertanggung jawab. Namun Arce mengutuk kekerasan dalam politik dan berjanji akan melakukan penyelidikan.

Morales dan Arce berasal dari partai Mas yang berkuasa. Namun, mereka telah berselisih. Hubungan keduanya menjadi semakin sengit sejak mereka mengumumkan niat mereka untuk mencalonkan diri sebagai kandidat partai Mas dalam pemilihan presiden 2025.

Morales menuduh serangan itu adalah operasi gabungan antara pasukan militer dan polisi. Ia menambahkan bahwa sebuah peluru telah meleset darinya beberapa sentimeter" dan bahwa pengemudi mobil tersebut telah terluka.

"Serangan itu terjadi di dekat pangkalan Divisi Kesembilan Angkatan Darat Bolivia di dekat Villa Tunari, di bagian tengah negara tersebut," ujar Morales. 

Sebuah faksi pro-Morales dari partai Mas mengklaim orang-orang di balik serangan itu memasuki barak militer sebelum dievakuasi dengan helikopter militer.

"Ini bukan peristiwa yang terisolasi, ini adalah bukti nyata bahwa kita menghadapi pemerintahan fasis," kata pernyataan faksi tersebut.

Morales, yang menjabat sebagai presiden dari tahun 2006 hingga 2019, menghadapi masalah hukum termasuk penyelidikan atas dugaan pemerkosaan menurut undang-undang dan perdagangan manusia. Tuduhan yang telah dia bantah.

Selama berminggu-minggu, para pendukungnya telah memblokir jalan-jalan utama di seluruh negeri dan bentrok dengan polisi.

Morales berpendapat tuduhan itu adalah bagian dari dendam sayap kanan terhadapnya oleh presiden sementara yang menggantikannya setelah pengunduran dirinya pada tahun 2019 menyusul tuduhan kecurangan pemilu.

Baik dia maupun Arce memiliki kelompok pendukung setia yang bersedia turun ke jalan - dan dalam beberapa kasus terlibat dalam perkelahian jalanan - untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap kandidat mereka.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement