Pada 1928, koran Indonesia yang besar adalah Bintang Timoer milik pengusaha Indonesia, Parada Harahap. Hindia Baroe yang dikelola Tabrani sudah bangkrut.
Tapi ternyata, Bintang Timoer tidak menjadikan Sumpah Pemuda dan juga Kongres Pemuda Indonesia II sebagai berita utama. Mengapa? Bagaimana dengan koran-koran lain?
Koran Indonesia yang memuat peristiwa itu tercatat ada Darmokondo milik Budi Utomo dan Persatoean Indonesia milik PNI. Kamudian ada pula Sin Po dan Keng Po, milik pengusaha Cina. Darmokondo menyebut, Java Bode dan De Courant juga memuatnya.
Persatoean Indonesia sudah menurunkan pengumuman akan ada Kongres Pemuda Indonesia II pada 1 Oktober 1928 dan 15 Oktober 1928. Susunan panitia, saat itu disebut pengurus, juga dimuat:
Pengoeroes:
Soegondo (voorzitter P.P.P.I. jur. student) – Ketoea
Djokomarsaid (Jong Java jur. student) – Pengganti Ketoea
Mohamman Jamin (voorzitter Jong Sumatra jur. Student) – Djoeroe Pengarang
Amir Sjarifoedin (Jong Batak, jur. student) – Pengoeroes Oeang
Djohan Moehamad Tjaja (J.I.B. – jur. student)
Kotjosoengkono (Pem. Indonesia) -- Pembantoe
Senduk (Jong Celebes) Stovia -- Pembantoe
J. Laimena (Jong Ambon) Stovia -- Pembantoe
Rohjani (Pem. Kaoem Betawi) – Pembantoe
Di bawah berita rencana kongres itu ada tulisan tentang usulan perlunya lagu kebangsaan bagi bangsa Indonesia. Disebutnya masih sebagai Nyanyi Kebangsaan.
Tulisan itu mengusulkan agar dibentuk panitia untuk mencipta Nyanyi Kebangsaan. Usulan itu muncul setelah mencermati Kongres PPPKI di Surabaya pada 30 Agustus – 2 September 1928 betapa hambarnya kongres itu karena tidak ada Nyanyi Kebangsaan.
“Waktu pembukaan kongres PPPKI di Surabaya umpamanya, betapa baiknya kedengaran satu Nyanyi Kebangsaan, betapa dalamnya perasaan yang dapat digelombangkannya dalam hati yang hadir.” Begitu bunyi tulisan itu.
Ada benarnya juga tulisan itu, sebab PPPKI adalah kumpulan berbagai organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia. Kepanjangannya Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia. Tulisan itu menegaskan bahwa lagu kebangsaan mengeraskan persatuan bangsa.
“Perkara ini tiada diperhatikan, walaupun artinya amat besar,” lanjut tulisan itu.
Rupanya, WR SUpratman sudah berinisiatif sejak 1926 seusai Kongres Pemuda Indonesia I untuk mencipta lagu kebangsaan, kendati ia tidak mengarahkannya akan dijadikan sebagai lagu kebangsaan. Lagu itu diperdengarkan di Kongres Pemuda Indonesia II setelah pembacaan Sumpah Pemuda.
Para orang tua yang tergabung dalam PPPKI sudah selayaknya berterima kasih kepada WR Supratman. Akhirnya ada lagu yang bisa dijadikan sebagai Nyanyi Kebangsaan.
Koran Bintang Timoer menurunkan dua tulisan, bukan berita utama, mengenai Kongres Pemuda itu pada 29-30 Oktober 1928, tetapi tidak menyinggung lagu "Indonesia Raya" yang dibawakan WR Supratman. Persatoean Indonesia menyinggungnya, bahkan memuat lirik lengkap tiga stanza pada edisi 1 November 1928. Majalah Sin Po memuat lirik dan notnya pada edisi 10 November 1928.
Bintang Timoer memuat jalannya sidang selam kongres, tetapi tidak memuat isi Ikrar Pemuda yang dibacakan di kongres, yang di kemudian hari dikenal sebagai Sumpah Pemuda.
"Kita tidak membuat verslag panjang tentangan itu kongres disebabkan jika kita berlaku objectief sebagai kemustiannya satu surat kabar, satu verslaggever yang jujur, dengan menyesal kita kita katakan, kita musti memperlihatkan suatu tooneel yang menunjukkan bahwa kongres ini lebih rendah dari kongres tahun-tahun yang lalu dan sampai kepada hari ini selama kita ada di Betawi belum pernah kita melihat peil sesuatu kongres pemuda yang beegitu kalutnya dan satu penonton yang jujur, ia musti akui hal ini, meski dengan menyesal," tulis Bintang Timoer.
Darmokondo memuat peristiwa kongres sebagai berita utama, tetapi dalam tiga laporannya, dua di antaranya yang dijadikan berita utama. Laporan pertama dimuat di halaman dalam pada 30 Oktober 1928, laporan kedua dan ketiga dimuat di halaman pertama sebagai berita utama pada 1 November 1928 dan 6 November 1928.
Lalu mulai 7 November 1928 Darmokondo menurunkan empat analisis membahas Sumpah Pemuda di halaman pertama. Judulnya: Satu Tumpah Darah, Satu Bangsa, dan Satu Basa.
Tentang jalannya kongres, Persatoean Indonesia juag memuatnya di halaman dalam, tetapi untuk pidato Yamin, dimuat di halaman pertama. Lirik lagu "Indonesia Raya" juga dimuat di dalam. Naskah lengkap keputusan kongres yang berisi Sumpah Pemuda itu juga dimuat di halaman dalam.
Priyantono Oemar