REPUBLIKA.CO.ID,DOHA — Sejumlah keluarga sandera menginterupsi pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah peringatan untuk mengenang para korban serangan 7 Oktober 2023 ketika perundingan gencatan senjata Gaza dimulai kembali di Doha, Qatar.
Netanyahu berdiri mematung di podium saat berpidato pada Ahad (27/10/2024) ketika pidatonya diinterupsi oleh berbagai teriakan. Mereka menginterupsi pidatonya selama lebih dari satu menit, menurut siaran langsung pidato tersebut.
Beberapa orang meneriakkan “Memalukan (Shame on you)" dan membuat keributan. Teriakan tersebut memaksa Netanyahu menghentikan pidatonya tak lama setelah dimulai. Salah satu pengunjuk rasa berulang kali berteriak, “Ayah saya terbunuh,” dikutip dari laman Aljazirah, Senin (28/10)
Families of dead Israeli soldiers are screaming at Netanyahu.
He is a criminal. pic.twitter.com/NHMCmmdLPG
— Nadira Ali(@Nadira_ali12) October 27, 2024
Menurut laporan Times of Israel, peringatan tersebut awalnya tidak dimaksudkan untuk menyertakan pidato dari anggota keluarga yang berduka, karena khawatir mereka akan mengkritik pemerintah Israel. Namun di tengah protes, para anggota keluarga diizinkan untuk menyampaikan pidato mereka pada upacara tersebut.
Diperkirakan 1.139 orang terbunuh di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023, dan lebih dari 200 orang ditawan. Hampir 100 tawanan masih berada di Gaza, Palestina.
Tekanan publik dan diplomatik telah meningkat pada pemerintahan Netanyahu untuk berbuat lebih banyak untuk mencapai kesepakatan untuk mengamankan pembebasan tawanan yang masih ditahan di Gaza.