Senin 28 Oct 2024 18:42 WIB

Manfaat Rutin Ngobrol Dua Arah dengan Anak, Orang Tua Harus Tahu!

Rutin mengobrol akan menumbuhkan respons yang penuh refleksi dalam diri anak.

Keluarga (ilustrasi). Ada banyak manfaat dari mengobrol dua arah orang tua dengan anak.
Foto: Foto : MgRol_93
Keluarga (ilustrasi). Ada banyak manfaat dari mengobrol dua arah orang tua dengan anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengobrol dengan anak mungkin terdengar sederhana, namun kegiatan ini memiliki dampak yang sangat signifikan bagi perkembangan anak. Rutin meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan anak secara mendalam dapat membangun ikatan yang kuat, meningkatkan perkembangan kognitif dan emosional anak, serta memberikan fondasi yang kokoh untuk masa depannya.

Psikolog anak dan keluarga, Tari Sandjojo M Psi, menegaskan perlunya rutin mengobrol dan bukan hanya sekadar bicara semata saat membahas sesuatu topik bersama dengan anak-anak, termasuk bagi anak yang memasuki fase remaja. Bagi Tari, cara terbaik dan paling tepat untuk memperbaiki hubungan dengan anak dan memenuhi kebutuhan informasi atau rasa ingin tahu yang dimiliki anak adalah mengobrol dengan anak secara rutin, karena di sana ada faktor mendengarkan, observasi, dan sifatnya dua arah.

Baca Juga

“Mari perbaiki hubungan dengan remaja-remaja kita ini. Mari ngobrol lebih sering. Mengobrol ya, bukan ngomong. Kalau ngobrol itu ada faktor mendengarkan, melakukan observasi lebih banyak untuk lihat perubahan perilaku atau emosi atau indikator lain. Di dalam momen ini, kita sebagai orang tua bisa lihat perubahan pola makan, pola tidur, bahkan teman anak yang tiba-tiba berubah sikapnya,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id pada Senin (28/10/2024).

Kelekatan keluarga bagi Tari adalah sebuah hal yang penting dalam pengasuhan anak, khususnya bagi anak yang memasuki fase remaja. Tari mengungkapkan ketidakhadiran orang tua di fase rasa ingin tahu anak terkait seksualitas meningkat, maka akan membuat anak bisa mencari jawaban atau membangun percakapan via gawai dengan orang lain.

Dia mengatakan kelekatan keluarga adalah faktor penting, perbaikan hubungan dengan anak juga jadi hal yang lebih penting. "Di fase parenting teens ini rasa ingin tahu anak terhadap seksualitas meningkat. Namun, seringnya ketidakhadiran orang tua dalam berbagai percakapan, atau diskusi-diskusi membuat rasa ingin tahu anak jadi tidak bisa tersalurkan. Dengan situasi kini teknologi jadi nafas kita semua, anak remaja jadi beralih mencari panduan lewat gawai yang ada di tangannya,” ujarnya.

Oleh karena itu, Tari menyampaikan bahwa mengobrol dengan anak dan memperbaiki hubungan dengan anak dengan rutin mengobrol akan menumbuhkan respons yang penuh refleksi dalam diri anak dan membuat anak terpenuhi rasa ingin tahunya dan tidak mencari jawaban dari orang asing. “Hubungan yang baik antara orang tua dan anak akan menumbuhkan respons reflektif dan yang penting perlu dilakukan adalah pendampingan orang tua pada anak sebagai bentuk ekspresi cinta pada anak. Sekali lagi, mari perbaiki hubungan baik dengan anak, kita lebih banyak mengobrol ya, bukan ngomong ke anak,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا
Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.

(QS. An-Nisa' ayat 136)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement