Senin 28 Oct 2024 19:06 WIB

Ketika 'Jong-Jong' Bermunculan

Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes dan sebagainya muncul pada awal abad 20

Gambar para pendiri Jong Java terpampang di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta.
Foto: dok wiki
Gambar para pendiri Jong Java terpampang di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dardiri Husni dalam tesisnya untuk McGill University (1998) menulis, ada fase penting dalam dinamika intelektual muda Indonesia pada paruh awal abad ke-20 M. Dalam periode 1908-1925, sebagian mereka cenderung mengidentifikasi diri ke dalam etnisitas tertentu.

Contoh yang masyhur adalah Budi Utomo yang diisi golongan terpelajar asal suku Jawa. Pada Mei 1908, dua mahasiswa kedokteran STOVIA, R Soetomo dan Gunawan Mangun Kusumo, mendirikan organisasi tersebut.

Baca Juga

Namun, kemudian Budi Utomo banyak diisi kalangan priyayi saja sehingga orang-orang Jawa terpelajar yang bukan "darah biru" merasa tersisihkan.

Situasi itu memunculkan inisiatif dari kalangan mahasiswa Jawa untuk mendirikan Tri Koro Dharmo pada 1915. Organisasi itulah yang kelak menjadi Jong Java.

Husni menegaskan, baik Budi Utomo maupun Tri Koro Dharmo (Jong Java) bermaksud mempromosikan kebanggaan akan identitas Jawa. Karena itu, dua organisasi itu cenderung eksklusif hanya bagi orang Jawa.

Mengutip Pringgodigdo, Jong Java merumuskan kebanggaan etnis itu dengan konsep Jawa Raya, yang meliputi Jawa, Madura, dan Bali. Selain itu, organisasi ini masih menghindar dari topik-topik politik dan cenderung berfokus pada persoalan sosial budaya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَ الَّذِى اشْتَرٰىهُ مِنْ مِّصْرَ لِامْرَاَتِهٖٓ اَكْرِمِيْ مَثْوٰىهُ عَسٰىٓ اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا ۗوَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوْسُفَ فِى الْاَرْضِۖ وَلِنُعَلِّمَهٗ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِۗ وَاللّٰهُ غَالِبٌ عَلٰٓى اَمْرِهٖ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya,” Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.

(QS. Yusuf ayat 21)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement