Selasa 29 Oct 2024 05:44 WIB

Kisah Junaid al Baghdadi Kecil yang Memukai Ratusan Syekh di Masjidil Haram

Junaid al Baghdadi naik haji di usia tujuh tahun.

Masjidil Haram tempo dulu.
Foto: Gahetna.nl
Masjidil Haram tempo dulu.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Pada masa kecilnya, Junaid bin Muhammad al-Khazzas al-Nihawandi atau Junaid al Baghdadi (ulama besar yang wafat pada 298 H) termasuk anak yang cerdas. Al Junaid baru berumur tujuh tahun saat Sirry as-Saqathi, pamannya, membawanya ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji.

Ketika itu di Masjidil Haram telah berkumpul empat ratus syekh ahli sufi yang sedang membahas makna sikap syukur. Setiap mereka mengemukakan pendapatnya masing-masing.

Baca Juga

"Kemukakanlah pendapatmu," Sirry as Saqathi mendorong Al Junaid.

"Syukur berarti tidak mengingkari Allah dengan karunia yang telah dilimpahkan-Nya atau membuat karunia-Nya itu sebagai sumber keingkaran," sahut Al Junaid.

Mendengar jawaban tersebut, serentak keempat ratus syekh dan para ahli sufi tersebut berseru, "Tepat sekali wahai pelipur hati kaum Mislmin sejati!"

Semuanya sependapat, bahwa definisi syukur yang dikemukakan Al Junaid inilah yang paling tepat. Sirry as Saqathi berkata kepada Al Junaid, "Wahai Nak, tidak lama lagi akan terbuktilah, bahwa karunia istimewa dari Allah kepadamu adalah lidahmu!"

Al Junaid tidak sanggup menahan tangisnya ketika mendengar kata-kata pamannya itu.

"Bagaimanakah engkau memperoleh semua pengetahuan ini?" Sirry as Saqathi bertanya kepadanya.

"Dengan duduk mendengarkanmu," jawab Al Junaid jujur merendah.

Jadilah Al Junaid sebagai pemimpin mazhab yang cukup besar dan berpengaruh. Walaupun beliau sangat terkenal dan juga kaya raya, dan berbondong-bondong didatangi orang, hidupnya sangat sederhana dan zuhud jauh dari kemewahan.

Sebagian besar kekayaannya dihabiskan untuk para sufi miskin. Atau, untuk menjamu teman-temannya.

Salah satu ajarannya yang terkenal adalah tentang kelezatan. Baginya, penderitaan, kesusahan, dan rintihan batin dalam perjalanan menuju zat yang dicintai Allah itu adalah kelezatan yang tiada tara.

photo
Infografis amalan jamaah haji di Raudhah - (Dok Republika)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement