Selasa 29 Oct 2024 05:59 WIB

China Sambut Baik Niat Indonesia Gabung BRICS

Kami menyambut lebih banyak mitra yang berpikiran sama, termasuk Indonesia.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian.
Foto: NTARA/Desca Lidya Natalia
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China menyambut positif keinginan Indonesia untuk bergabung dalam keanggotaan BRICS. "BRICS merupakan mekanisme yang terbuka dan inklusif, kami menyambut lebih banyak mitra yang berpikiran sama, termasuk Indonesia, untuk bergabung dengan keluarga BRICS," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing, China, Senin (28/10/2024).

Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus di Kazan, Rusia pada 24 Oktober 2024, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono mengatakan keinginan Indonesia untuk bergabung dalam BRICS sebagai wujud politik luar negeri bebas aktif. Dalam KTT BRICS ke-16, Indonesia secara resmi diakui sebagai negara mitra BRICS bersama 12 negara lainnya.

Baca: TNI AU Kirim Helikopter Caracal Bawa Misi Bantu Bencana di Filipina

Negara Asia Tenggara yang turut menjadi mitra BRICS, selain Indonesia adalah Malaysia, Thailand dan Vietnam. "Sebagai platform penting bagi ekonomi yang masih berkembang maupun negara-negara berkembang untuk meningkatkan solidaritas dan kerja sama serta menegakkan kepentingan bersama, mekanisme kerja sama BRICS telah menjadi kekuatan positif dan stabil untuk kebaikan dalam hubungan internasional," ucap Lin Jian.

Dia menyebut, Indonesia sebagai salah satu negara utama dan ekonomi yang juga sedang berkembang punya peran penting. "Indonesia juga telah terlibat aktif dalam kerja sama 'BRICS Plus' dalam beberapa tahun terakhir," ungkap Lin Jian.

Sebelumnya, Menlu Sugiono mengatakan, keinginan Indonesia bergabung dalam BRICS menunjukkan bahwa Indonesia memandang BRICS sebagai wahana yang tepat untuk membahas dan memajukan kepentingan bersama negara-negara Selatan Global (Global South).

Baca: Pertama Kali Kapal Perang RI Bersandar di Kepulauan Solomon

Untuk itu, Sugiono mengajukan tiga langkah konkret untuk memperkuat kerja sama BRICS dengan negara-negara Selatan Global. Pertama, menegakkan hak atas pembangunan berkelanjutan sehingga negara-negara maju harus memenuhi komitmen mereka kepada negara berkembang.

Kedua, mendukung reformasi sistem multilateral supaya lebih inklusif, representatif, dan sesuai dengan realitas saat ini. Institusi internasional juga harus diperkuat dengan sumber daya yang memadai, ucap Menlu RI.

Ketiga, Indonesia mendorong BRICS untuk menjadi perekat demi menguatkan solidaritas antara negara-negara berkembang. Selain itu, bergabungnya Indonesia ke BRICS selaras dengan program kerja Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto, antara lain terkait ketahanan pangan dan energi, pemberantasan kemiskinan, atau pemajuan sumber daya manusia.

Baca: Menlu Sugiono Terbang ke Rusia Pakai Pesawat Falcon 8X A-0802 TNI AU

Sebagai pembina jembatan antara negara-negara berkembang dengan negara maju, Indonesia juga berkomitmen meningkatkan keterlibatan nasional dalam forum-forum lain selain BRICS, serta melanjutkan dialog dengan negara-negara maju. BRICS didirikan pada 2009 dengan anggota Brasil, Rusia, India, dan China, serta Afrika Selatan yang bergabung pada 2011.

Kemudian akronim dibentuk dari huruf pertama negara anggota tersebut. Blok ekonomi tersebut sekarang telah diperluas untuk mencakup Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab yang bergabung pada Desember 2023, tetapi kelompok tersebut memutuskan untuk tetap menggunakan nama BRICS.

Secara akumulasi, populasi penduduk BRICS mencakup 43 persen populasi dunia. Adapun nilai perdagangannya mencapai 16 persen perdagangan global. BRICS juga menyumbang seperempat dari ekonomi global, mencakup seperlima dari perdagangan global.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement