Selasa 29 Oct 2024 11:27 WIB

Fakta Ini Bantah Pernyataan Cawagub Suswono Bahwa Rasulullah SAW adalah Pengangguran

Rasulullah SAW dikenal sebagai pekerja keras sejak sebelum misi kenabian

Rep: Erik Purnama Putra / Red: Nashih Nashrullah
Nabi Muhammad (ilustrasi). Rasulullah SAW dikenal sebagai pekerja keras sejak sebelum misi kenabian
Foto: Dok Republika
Nabi Muhammad (ilustrasi). Rasulullah SAW dikenal sebagai pekerja keras sejak sebelum misi kenabian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pernyataan calon wakil gubernur DKI Jakarta, Suswono, memicu kontroversi. Dalam pernyataannya, Rasulullah SAW disebut pengangguran saat menikahi Khadijah. Benarkah anggapan itu?

Fakta sejarah ternyata membantahnya. Rasulullah SAW adalah seorang pekerja keras. Pekerjaan pertama Nabi adalah menggembalakan domba di Bani Sa'ad bersama saudara-saudaranya sepersusuannya sejak kecil dan kemudian menggembalakan domba di Makkah.

Baca Juga

Pekerjaan Nabi Muhammad SAW menggembalakan domba bukanlah hal yang khusus baginya dan bukan pula bagi para nabi, melainkan itu adalah pekerjaan yang lumrah dikerjakan para nabi semua.

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ما بَعَث الله نبياً إلَّا رَاعيَ غنمٍ، قال له أصحابه: وأنت يا رسول الله! قال: وأنا

Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah Allah mengutus seorang nabi melainkan sebagai penggembala, lalu para sahabat berkata, ‘Dan kamu, wahai Rasulullah!’ Beliau menjawab, ‘Aku adalah seorang gembala.’" (HR Ibnu Majah.

Dalam riwayat lain disebutkan:

عن جابر بن عبد الله رضي الله عنه أنم النبي صلى الله عليه وسلم سئل: (أكنْتَ ترعى الغنم؟ قال: نعم، وهل من نبي إلا رعاها

Dari Jabir bin Abdullah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW  pernah ditanya, “Apakah engkau menggembala domba?” Beliau menjawab, “Ya, dan tidak ada seorang Nabi pun yang tidak menggembalakan domba.” (HR Bukhari)

Ibnu Abdul Barr berkata, “Dalam hadits ini terdapat kebolehan membicarakan para nabi dan umat terdahulu untuk mengetahui riwayat dan berita mereka, dan bahwa tidak ada keburukan dalam mata pencaharian nafkah pada salah seorang dari mereka jika syariat tidak melarangnya, dan bahwa para nabi dan rasul itu berbeda dalam hal kerendahan hati dari para raja dan orang-orang yang berkuasa, begitu juga orang-orang saleh.”

Al-Thaybi berkata: “Maksudnya, Allah tidak meletakkan kenabian dalam kerendahan di bawah putra-putra dunia dan raja-rajanya, tetapi pada para pengembala dan orang-orang yang rendah hati dari kalangan pedagang, sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi Ayyub adalah seorang penjahit dan Nabi Zakariya adalah seorang tukang kayu. Allah Subhanahu wa Ta'ala menceritakan kisah Musa dan dipekerjakan oleh Nabi Syu'aib untuk menggembalakan domba.”

BACA JUGA: 9 Berita Gembira untuk Mereka yang Rajin Sholat Subuh Berjamaah  

Ibn al-Jauzi berkata, ”Seakan-akan dengan ini beliau mengisyaratkan bahwa para nabi bukanlah para raja, tetapi kenabian itu ada pada diri para pedagang yang rendah hati.” 

Sebelum diutus sebagai nabi, Rasulullah SAW adalah pedagang. Rasulullah SAW berdagang dengan pamannya, Abu Thalib, di negeri Syam.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement