Selasa 29 Oct 2024 15:50 WIB

Yenny Wahid Ungkap tak Sedikit Kasus Atlet Jadi Korban Investasi Bodong Hingga Judol 

Literasi keuangan para atlet panjat tebing Indonesia masih perlu ditingkatkan.

Rep: Eva Rianti / Red: Gita Amanda
Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid (kanan) dan Direktur Pengembangan PT BEI Jeffrey Hendrik (kiri) dalam agenda Pembukaan Perdagangan
Foto: Eva Rianti/Republika
Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid (kanan) dan Direktur Pengembangan PT BEI Jeffrey Hendrik (kiri) dalam agenda Pembukaan Perdagangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid mengungkapkan tidak sedikit para atlet panjat tebing yang terperangkap dalam investasi bodong hingga judi online (judol). Berkaca dari kasus-kasus itu, ia menganggap literasi keuangan penting untuk diberikan kepada para atlet, agar finansial yang diperoleh dari berbagai kejuaraan bisa lebih produktif pengelolaannya. 

“Literasi keuangan para atlet panjat tebing Indonesia masih perlu ditingkatkan. Mereka masih punya potensi untuk menjadi korban investasi bodong, ada juga kena pinjol (pinjaman online), ada yang kena judol,” kata Yenny saat ditemui usai menghadiri acara Pembukaan Perdagangan ‘Ring the Bell for Financial Literacy’ dan ‘Sekolah Pasar Modal untuk Negeri’ antara PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan Heritage Amanah International dan FPTI di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (29/10/2024). 

Baca Juga

Yenny mengakui ia menerima beberapa laporan kasus yang dialami oleh para atlet panjat tebing yang terperangkap dalam investasi bodong, pinjol, dan judol. Jumlah kerugiannya bisa mencapai ratusan juta rupiah. 

“Mungkin cuma dua atau tiga orang, itu yang saya ketahui. (Nominalnya) ada sampai ratusan juta, makanya saya ngomong ini kan uang hasil kerja keras sayang sekali, saya langsung kontak Pak Jeffrey (Direktur Pengembangan PT BEI) untuk langsung dikasih pelatihan tentang literasi keuangan,” jelasnya. 

Dengan adanya kegiatan literasi keuangan yang dilakukan tersebut, Yenny berharap para atlet panjat tebing bisa lebih cerdas dalam mengelola keuangan. Terlebih, sebagai atlet, masa-masa produktifnya terbilang terbatas. 

“Para atlet itu tidak semuanya punya kemampuan literasi keuangan yang baik, padahal masa produktif atlet sangat sebentar, tidak sama dengan profesi lainnya yang agak panjang. Kami dari Federasi ingin membantu mereka mengelola keuangan agar ketika nanti sudah pensiun mereka bisa tetap merasakan manisnya buah perjuangan ketika masih dalam masa produktif,” terangnya. 

Pada momen pelatihan tersebut, para atlet dikenalkan dengan instrumen keuangan berupa saham yang diperjualbelikan di BEI. Pelatihan itu dinilai Yenny memberikan perspektif anyar buat para atlet, dan diharapkan para atlet nantinya bisa lebih aktif dalam memanfaatkan berbagai instrumen keuangan yang tersedia. 

“Targetnya, kita berharap mulai banyak atlet, mungkin 100-an yang minimal buka akun dulu lah. Dengan mereka berinvestasi, ini mendorong peningkatan investor, bursa juga makin besar, ekonomi pun juga akan makin maju,” ujar Politikus yang merupakan putri dari Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement