Rabu 30 Oct 2024 05:34 WIB

Empat Tentara Elite 'Unit Hantu' Israel Tewas Kena Jebakan di Jabalia

Israel sudah 25 hari melakukan serangan brutal ke utara Gaza.

Pasukan Israel menggotong peti mati perwira IDF yang tewas dalam aksi di Lebanon, saat pemakamannya di Mount Herzl di Yerusalem, Jumat, 25 Oktober 2024.
Foto: AP Photo/Maya Alleruzzo
Pasukan Israel menggotong peti mati perwira IDF yang tewas dalam aksi di Lebanon, saat pemakamannya di Mount Herzl di Yerusalem, Jumat, 25 Oktober 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Empat tentara Israel tewas dan seorang petugas terluka parah dalam pertempuran di Jalur Gaza utara pada Selasa pagi. Prajurit-prajurit yang tewas diserang pejuang Palestina itu merupakan bagian dari pasukan elite “Unit Hantu” di pasukan penjajahan Israel (IDF).

Serangan terhadap tentara penjajah itu dilakukan sementara mereka melakukan pembantaian di Beit Lahiya yang menewaskan lebih dari 100 warga Palestina termasuk perempuan dan anak-anak. IDF menyebut di antara yang tewas adalah seorang berpangkat kapten dan tiga sersan staf. Mereka semua tergabung di Unit Elite Multidomain, atau Unit “Hantu”, dan tewas dalam pertempuran di wilayah Jabalia.

Baca Juga

Times of Israel melansir, pada Selasa malam IDF telah memberikan penyelidikan awal kepada keluarga keempat tentara tersebut atas insiden yang menewaskan mereka. Peristiwa itu terjadi dini hari kemarin, saat pasukan satuan elite itu memasuki sebuah gedung di Jabaliya untuk digunakan dalam operasi militer yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.

Di salah satu lantai atas gedung, sebuah alat peledak diledakkan, mengenai tentara, demikian temuan penyelidikan. Ledakan itu menewaskan empat tentara di tempat, dan melukai tiga lainnya, termasuk satu orang dalam kondisi serius. Selama 25 hari, pasukan pendudukan telah melakukan kampanye militer brutal di Jalur Gaza utara, khususnya menargetkan wilayah seperti Jabalia dan Beit Lahiya. 

Kampanye genosida ini melibatkan pemboman wilayah sipil, pembongkaran rumah, dan penerapan blokade ketat yang mencegah masuknya bantuan, makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar. Hal ini telah menyebabkan terbunuhnya lebih dari seribu orang, ribuan lainnya terluka dan puluhan lainnya masih hilang.

Palestine Chronicle melansir, dalam operasi perlawanan lainnya, Brigade Al-Nasser Salah Al-Din merilis rekaman yang menunjukkan serangan mortir terhadap lokasi komando dan kontrol Israel di Jhar Al-Dik di Gaza tengah, berkoordinasi dengan Brigade Al-Quds. Selain itu, Brigade Izzuddin al-Qassam menayangkan gambar yang menunjukkan penghancuran tank Merkava menggunakan alat peledak Shuwath di timur Jabaliya.

Tentara Israel kemudian mengkonfirmasi tewasnya seorang komandan kompi di Batalyon ke-52, yang meninggal karena luka-luka yang dideritanya sepuluh hari sebelumnya di Gaza utara.

Menurut pakar militer dan strategis Mayor Jenderal Mohammed al-Samadi, ketika berbicara dengan Aljazirah, pasukan Perlawanan Palestina mempertahankan kapasitas untuk menyerang pendudukan Israel meskipun ada blokade yang ketat. Al-Samadi menyoroti operasi baru-baru ini di Jabaliya, termasuk penghancuran tank Israel, sebagai bukti efektivitas taktik perlawanan.

Dia menjelaskan bahwa strategi perlawanan bergantung pada pemahaman mendalam tentang geografi wilayah tersebut, khususnya di kamp-kamp padat dengan gang-gang sempit, sehingga memungkinkan untuk menargetkan kendaraan Israel dengan tepat. Analis militer tersebut juga menjelaskan bahwa alat peledak dan persenjataan anti-tank disembunyikan dengan cermat di bawah tanah, siap dikerahkan pada saat yang tepat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement