Rabu 30 Oct 2024 06:08 WIB

Ini Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Sumsel Menurut BMKG

Paparan suhu matahari di Sumsel menjadi sangat maksimal atau sangat menyengat.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Jembatan Ampera, Palembang, Sumatra Selatan. BMKG mengungkap penyebab cuaca panas yang terjadi di Sumsel beberapa waktu belakangan ini.
Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Jembatan Ampera, Palembang, Sumatra Selatan. BMKG mengungkap penyebab cuaca panas yang terjadi di Sumsel beberapa waktu belakangan ini.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Badan Meteorologi, klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab cuaca panas ekstrem yang terjadi di wilayah Sumatra Selatan beberapa waktu belakangan ini. Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badarudin II Palembang Siswanto mengatakan kondisi cuaca di Sumsel sedang mencapai suhu panas.

Hal itu disebabkan oleh gerak semu matahari saat ini sedang berada di belahan bumi selatan (BBS). "Dari pantauan beberapa parameter dinamika atmosfer terkini, khususnya parameter suhu udara bahwa Sumsel sampai 29 Oktober 2024 secara umum sebagian besar wilayah akan merasakan suhu udara terik menyengat khususnya pagi hingga menjelang siang hari," kata dia pada Selasa (29/10/2024).

Baca Juga

Ia menjelaskan minimnya pembentukan awan hujan di sekitar Sumsel juga menjadi sebab naiknya suhu permukaan bumi. Sehingga, paparan suhu matahari menjadi sangat maksimal atau sangat menyengat.

"Minimnya tutupan awan yang terbentuk di Sumsel menyebabkan sinar UV yang berasal dari matahari tidak terhalang oleh apapun dan diterima secara maksimal di permukaan bumi," ujarnya.

Untuk kondisi cuaca tersebut akan terjadi hingga hari ini saja. Namun, pada awal November 2024 akan ada pertumbuhan awan hujan yang akan menyebabkan suhu di Sumsel mulai menurun, sehingga masyarakat tidak akan mengalami kondisi yang panas dan gerah.

"Memasuki awal November 2024, Sumsel telah mulai ada potensi pertumbuhan awan hujan yang merata di wilayah Sumsel khususnya di tanggal 2 November 2024. Suhu udara nantinya akan mulai kembali terasa adem dan nyaman," ujarnya.

Siswanto mengimbau masyarakat agar menghindari aktivitas di luar ruangan yang langsung terpapar sinar UV. Lalu gunakan pakaian yang berwarna cerah untuk menghindari penyerapan panas maksimal dan gunakan tabir penutup muka dan kulit seperti sun screen, sunblock dan lain-lain.

"Kemudian, perbanyak minum air putih untuk menghindari adanya dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh yang berlebihan," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement