Rabu 30 Oct 2024 13:04 WIB

Hingga September 2024, BRI Catat Laba Bersih Rp 45,36 Triliun

Dari sisi intermediasi, BRI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp 1.353,36 triliun

Direktur Utama BRI Sunarso memimpin press conference Kinerja Keuangan BRI Kuartal III 2024 di Jakarta (30/10/2024).
Foto: dok Republika
Direktur Utama BRI Sunarso memimpin press conference Kinerja Keuangan BRI Kuartal III 2024 di Jakarta (30/10/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) kembali menunjukkan performa keuangan yang solid dengan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 45,36 triliun hingga September 2024.

Direktur Utama BRI Sunarso, menjelaskan, laba bersih yang diperoleh merupakan hasil dari strategi yang konsisten dalam memperkuat fundamental bisnis di tengah dinamika ekonomi global dan tantangan domestik.

"Capaian ini tidak terlepas dari fokus BRI yang secara konsisten memperkuat fundamental kinerja, serta melakukan respons strategis yang tepat terhadap berbagai dinamika pasar,” ungkapnya dalam konferensi pers yang digelar secara daring, Rabu (30/10/2024).

Dari sisi intermediasi, BRI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp 1.353,36 triliun, yang tumbuh 8,21 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebagian besar dari penyaluran kredit tersebut, yaitu 81,70 persen atau sekitar Rp 1.105,70 triliun, diberikan kepada segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“BRI hadir untuk memperkuat UMKM sebagai pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Melalui pemberdayaan UMKM, kami berperan dalam membangun ekonomi yang inklusif dan berkeadilan,” jelas Sunarso.

BRI juga berhasil memperbaiki kualitas asetnya, dengan rasio Non Performing Loan (NPL) tercatat sebesar 2,90 persen hingga akhir Triwulan III 2024. Angka ini menunjukkan perbaikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang mencapai 3,07 persen.

Penurunan rasio NPL ini didukung oleh penerapan strategi manajemen risiko yang disiplin di seluruh lini bisnis. “Kami secara aktif memantau kualitas kredit dan menerapkan Early Warning System untuk mendeteksi potensi masalah kredit lebih awal,” ujar Sunarso.

Di samping perbaikan NPL, BRI juga mencatatkan rasio Loan at Risk (LAR) yang lebih baik, dari 13,80 persen pada Triwulan III 2023 menjadi 11,66 persen pada tahun ini. Hal ini menunjukkan bahwa BRI mampu mengelola risiko dengan baik meskipun dalam kondisi ekonomi yang penuh tantangan.

BRI juga memastikan pencadangan yang memadai, dengan NPL Coverage mencapai 215,44 persen. Sunarso menekankan pentingnya langkah mitigasi risiko, termasuk pertumbuhan selektif dan penguatan pencadangan. "Kami melakukan pendekatan kolaboratif dalam menyelesaikan kredit bermasalah bersama nasabah," tambahnya.

Kinerja positif BRI juga tercermin pada peningkatan aset BRI yang mencapai Rp 1.961,92 triliun, atau tumbuh 5,94 persen secara year on year (yoy). Hal ini menunjukkan kemampuan BRI dalam mengelola dan memperluas basis asetnya. Dengan pertumbuhan laba dan penyaluran kredit yang solid, BRI menunjukkan ketahanan dan komitmennya untuk terus berkontribusi terhadap penguatan ekonomi nasional, terutama dalam mendukung UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement