Rabu 30 Oct 2024 19:19 WIB

Sejarah dan Keindahan Masjid Raya Baiturrahman

Masjid ini menjadi saksi perjuangan rakyat Aceh melawan penjajahan.

Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh, Aceh.
Foto: ANTARA FOTO /Irwansyah Putra
Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh, Aceh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Raya Baiturrahman merupakan simbol kejayaan Islam di Aceh. Berlokasi di ibu kota provinsi tersebut, Banda Aceh, inilah bangunan yang sarat sejarah.

Masjid ini didirikan pada masa Iskandar Muda, sultan yang membawa Kesultanan Aceh pada masa kejayaan. Kompleks peribadahan ini berdiri sejak tahun 1022 Hijriyah atau 1612 Masehi.

Baca Juga

Sultan Iskandar Muda menamakannya Masjid Raya. Banyak ahli sejarah maupun seni arsitektur menilai, Masjid Raya Baiturrahman merupakan prototipe kebanyakan masjid di Indonesia dan Malaysia.

Abdul Baqir Zein dalam buku Masjid-masjid Bersejarah di Indonesia mengatakan, Masjid Raya Baiturrahman termasuk salah satu masjid terindah di Asia Tenggara. Di balik keindahan dan kemegahannya, lanjut dia, ada sejarah panjang yang membuat tempat ibadah ini begitu dekat di hati dan pikiran masyarakat Aceh.

Sejak semula, Masjid Raya Baiturrahman tak sekadar tempat ibadah, melainkan juga pusat perjuangan rakyat setempat. Di sinilah, para pejuang pada masa dahulu mengadakan musyawarah untuk menyusun strategi perlawanan terhadap Kompeni atau Belanda.

Masjid Raya Baiturrahman pernah terbakar karena diserang pasukan Belanda pada April 1873. Pertempuran pasukan Kesultanan Aceh versus tentara kolonial itu berlangsung dahsyat. Meskipun mengalami kekalahan, perjuangan rakyat dan pemimpin Aceh menyebabkan tewasnya seorang petinggi musuh, yakni Mayjen Khohler.

Pada Maret 1877, gubernur jenderal Hindia Belanda van Lansberge mendekati pihak bangsawan Aceh untuk berunding. Dia pun mengumumkan janji akan ikut membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman yang hangus akibat pertempuran silam. Alasannya, Belanda memahami besarnya pengaruh masjid tersebut untuk rakyat Aceh.

Pada Oktober 1879, pihak Belanda mulai mewujudkan janjinya. Peletakan batu pertama dilakukan oleh perwakilan Aceh, yakni Tengku Qadhi Malikul Adil. Sekitar tiga tahun kemudian, Masjid Raya Baiturrahman siap dibangun kembali kali ini kubahnya hanya satu unit yang terpasang.

Pada 1935, kompleks Masjid Raya Baiturrahman mengalami perluasan pada bagian kanan dan kiri. Ada tambahan dua unit kubah sehingga mempercantik penampilan bangunan kebanggaan rakyat Aceh ini.

Bentuk hasil renovasi ini terus bertahan hingga momen proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 1945.

Aceh merupakan salah satu daerah modal ketika RI baru berusia seumur jagung. Sebagai contoh, pesawat pertama yang dimiliki pemerintah Indonesia, Dakota RI-001, dibeli dengan uang yang berasal dari sumbangan emas dan perhiasan rakyat Aceh.

Presiden Sukarno sendiri menamakan menara utama Masjid Raya Baiturrahman sebagai Tugu Aceh Daerah Modal Republik Indonesia lantaran menilai besarnya jasa rakyat setempat bagi pembangunan nasional.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement