Kamis 31 Oct 2024 13:09 WIB

Ustadz Hanan Attaki: Menerima Pembagian Palestina adalah Pengkhianatan

Pembagian Palestina hanyalah strategi mereka untuk menjatuhkan semangat kaum muslim.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Ustadz Hanan Attaki.
Foto: MJ04
Ustadz Hanan Attaki.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendakwah Indonesia yang populer di kalangan milenial, Ustadz Hanan Attaki mengatakan, saat ini umat Islam dalam keadaan terlunta-luta seperti Bani Israel. Umat Islam memiliki negeri Palestina, tetapi umat Islam seperti tidak punya harga diri.

Menurut dia, umat Islam kini bercerai-berai dan tidak peduli kepada saudara-saudaranya yang dalam keadaan susah di Palestina.

Baca Juga

"Kita membiarkan Palestina dikeroyok di antara orang-orang yang rakus, orang-orang yang zalim, dari tahun ke tahun, dari orang-orang penjajahan Inggris, kemudian dibagi oleh PBB menjadi dua bagian di tahun 1948. Sungguh pembagian yang sangat zalim," ujar Ustadz Hanan seperti dikutip dari video tausiyah yang diunggah kanal Youtube @otwshalihah, Kamis (31/10/2024).

Sesungguhnya, lanjut dia, jika belajar dari sudut pandang Alquran dan sejarah Islam, menerima pembagian Palestina adalah sebuah pengkhianatan terhadap amanah Nabi.

"Menerima pembagian Palestina oleh PBB di tahun 1948 adalah sebuah pengkhianatan terhadap amanah Nabi. Kita tidak menerima itu. Tapi bagi mereka yang lemah terpaksa menggunakan itu sebagai argumentasi mereka, narasi mereka seolah-olah ini pembagian yang adil," ucap Ustadz Hanan.

Menurut dia, pembagian Tanah Palestina hanyalah strategi mereka untuk menjatuhkan semangat kaum muslimin dalam membela Palestina, lalu secara diam-diam mereka terus menggerogoti Palestina dari tahun ke tahun sampai saat ini hanya tersisa beberapa titik saja.

"Sungguh Palestina wakaf bagi orang yang beriman. Dari umat Yahudi yang beriman sampai mereka kufur. Diwariskan kepada Bani Israel dari umat Nasrani yang beriman sampai mereka kufur. Diwariskan kepada kaum Muslimin umat Nabi Muhammad yang beriman. Tidak untuk dibagi dua. Tidak untuk diperjual belikan," jelas Ustadz Hanan.

Menurut dia, untuk menjadi negeri yang aman dan yang adil, Palestina harus dikuasai umat Islam. Di tangan kaum Muslimin, umat agama lain bisa hidup bebas dan damai.

"Hanya di tangan kaum muslimin, Palestina akan bisa menampung semua bangsa dalam keadaan damai dan adil. Jika tidak, Palestina akan terus menjerit, memanggil orang-orang yang beriman seperti panggilan sholat ketika kita mendengar suaranya dari masjid-masjid kita," kata Ustadz Hanan.

Dia menambahakan, suara panggilan Allah di Palestina adalah teriakan saudara kita yang sedang kesakitan dan terzalimi. "Semoga kita bisa mendengar suara itu dengan hati, bukan hanya dengan telinga. Dengan iman, bukan hanya dengan logika. Lalu kita memenuhi seruan itu. Labbaika ya Aqsha, labbaika ya rabbana," ucap Uatadz Hannan.

Dari atas panggung, Lalu Ustadz Hannan pun mengumandangkan sebuah doa menyentuh:

"Ya Allah. Bebaskanlah Palestina. Jadikanlah kami termasuk orang-orang yang punya saham dalam pembebasan itu. Jangan biarkan hati kami tertutup ya Allah untuk tidak peduli kepada al-Aqsha. Panggilan Al-Aqsa adalah panggilanmu ya Allah. Jangan biarkan hati kami tertutup untuk tidak mendengar suara panggilan dari Masjid Al-Aqsa.

Ya Allah, jadikan kami, anak-anak kami, keturunan kami adalah para pewaris nabi yang akan berjuang, menegakkan keadilan di Masjid Al-Aqsa, memberikan rahmatan lil'alamin dengan agamamu Islam, dengan kitabmu Alquran, dengan sunnah nabimu yang mulia,"

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement