Jumat 01 Nov 2024 07:46 WIB

Zulhas dan Kepala NFA Optimistis Produktivitas Beras Meroket

Dengan meningkatnya produktivitas, target swasembada pangan semakin cepat tercapai.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gita Amanda
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan dan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengaku optimistis prodktivitas beras meningkat. (ilustrasi)
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan dan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengaku optimistis prodktivitas beras meningkat. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Adanya pusat pembenihan padi yang berkualitas merupakan bagian dari ekosistem pangan yang patut diperhatikan untuk dikembangkan. Dengan benih padi terbaik yang ditanam oleh petani, maka dapat menentukan skala produktivitas saat panen nantinya. Target swasembada pangan pun semakin cepat tercapai.

Hal itu diutarakan Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi saat mendampingi Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifili Hasan (Zulhas) meninjau lahan yang dikelola PT Sang Hyang Seri (SHS), Subang, Jawa Barat, pada Kamis (31/10/2024). Arief mengatakan ke Menko Zulhas melalui optimalisasi penggunaan benih padi unggul dapat turut melejitkan produktivitas beras nasional.

Baca Juga

"Alhamdulilah, hari ini kita bersama Menko Pangan Bapak Zulhas untuk melihat langsung ke lahan yang dikembangkan SHS dan ID FOOD ini. Kita tahu di sini merupakan hasil kerja keras dan kolaborasi dengan banyak pihak dan bulan lalu pun telah ada panen raya. Lahan di sini total ada sampai 3.200 hektare, sehingga asa mengembalikan kejayaan SHS sebagai pusat benih nasional, optimistis mampu terwujud,” tutur Arief, dalam keterangan resmi NFA, Jumat (1/11/2024).

"Tadi kita sampaikan ke Bapak Menko kalau rata-rata produktivitas di sini bisa 7 sampai 8 ton per hektar. Artinya jika semakin banyak sedulur petani menanam dengan benih dari sini, dapat bantu melejitkan produksi nasional sampai 20 persen. Impor pun bisa kita hindari. Tak lupa kita turut pastikan Bulog menyerap sebagai stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP). Jadi kita upayakan semuanya berkesinambungan agar realisasi swasembada pangan kian mendekat," ujarnya, menambahkan.

Sebagaimana diketahui, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), produktivitas padi nasional mengalami perkembangan yang signifikan. Pada 2023, produktivitas padi mencapai 52,85 kuintal per hektare atau setara 5,2 ton per hektare. Capaian ini meningkat dibandingkan tahun 2020 yang sebesar 51,28 kuintal per hektar atau 5,1 ton per hektare. 

Tentunya dengan adanya eskalasi produksi yang progresif tersebut, harus ada standby buyer untuk membantu penyerapannya. Terkait hal ini, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi pastikan komitmen pemerintah dalam menjaga stok CPP yang akan dipergunakan untuk program-program intervensi pemerintah, termasuk menopang pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di awal tahun depan.

"Penyerapan beras dalam negeri yang Badan Pangan Nasional tugaskan ke Bulog, realisasinya sangat baik dan progresnya terus meningkat daripada tahun sebelumnya. Bantuan pangan beras tahap ketiga tahun 2024 masih berjalan di Oktober ini. Nanti Desember direncanakan masih berlanjut sebagai bagian kontinuitas. Di awal tahun depan pun program MBG akan mulai dijalankan. Untuk itu, stok CPP harus dijaga yang mengutamakan panen dari petani lokal,” terang Arief.

Adapun realisasi pengadaan beras dalam negeri yang dilaksanakan Bulog sampai minggu keempat Oktober, totalnya telah capai 1,084 juta ton. Perolehan ini melesat hingga 34,15 persen jika dibandingkan pada periode yang sama dalam 2 tahun terakhir. Pada Januari-Oktober 2022 kala itu tercatat 808 ribu ton. Sementara Januari-Oktober 2023 di 895 ribu ton, sehingga telah terjadi peningkatan sebesar 21,03 persen. 

Di acara yang sama, Menko Pangan Zulhas mengatakan telah menemukan permasalahan yang akan segera ia formulasikan kebijakan untuk mengatasinya. "SHS ini untuk pengembangan bibit padi dan menurut Mas Arief, kalau ini kita benahi, semua petani dapat benih yang unggul ini, maka (produksi) kita bisa naik 20 persen. Kalau naik 20 persen, kan tidak impor lagi. Artinya ada problem yang mendasar mengenai bibit unggul yang harus ditanam oleh petani kita,” urainya.

“Dan yang kedua ternyata harga benih sama dengan harga gabah. Saya sebagai Menko tentu akan merapatkan ini, sehingga nanti ada kebijakan yang tepat, agar kita sebagaimana perintah Bapak Presiden, 2028 swasembada pangan. (Selain itu) pupuk subsidi nanti kita ngomong sama Pak Menteri (Pertanian), jadi 1.300 ton dialokasikan untuk di sini. Kita ingin bibit yang paling bagus, yang terbaik, sehingga produksinya bisa meningkat. Itu yang kita harapkan,” kata Zulhas.

Dalam visitasi hari ini turut dihadiri antara lain Penjabat (Pj) Bupati Subang Imran, Direktur Utama ID FOOD Sis Apik Wijayanto, Direktur Sumber Daya Manusia ID FOOD Yossi Istanto. Kemudian Direktur Utama SHS Adhi Cahyono Nugroho, beserta stakeholder dan mitra kelompok tani yang dilibatkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement