Jumat 01 Nov 2024 09:56 WIB

IIF Bukukan Laba Bersih Rp 96,8 Miliar pada Kuartal III 2024

Pertumbuhan laba tersebut ditopang pendapatan non-bunga.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Satria K Yudha
Logo Indonesia Infrastructure Finance (IIF). IIF membukukan laba bersih sebesar Rp 98,8 miliar pada kuartal III 2024.
Foto: IIF 2024
Logo Indonesia Infrastructure Finance (IIF). IIF membukukan laba bersih sebesar Rp 98,8 miliar pada kuartal III 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) mencatatkan pertumbuhan laba bersih pada kuartal III 2024 sebesar 61 persen menjadi Rp 96,8 miliar dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp 60,3 miliar. Chief Financial Officer IIF Rizki Pribadi Hasan menyampaikan pertumbuhan laba tersebut ditopang pendapatan nonbunga yang tumbuh 146 persen menjadi Rp 147,1 miliar pada kuartal III 2024. 

"Sebagian besar pendapatan nonbunga berasal dari aktivitas treasury, investasi, dan jasa advisory," ujar Rizki di Jakarta, Kamis (31/10/2024).

Rizki menyampaikan aset investasi IIF pada kuartal III 2024 tercatat sebesar Rp 11,9 triliun dari total 54 proyek yang dibiayai. Rizki mengatakan total aset IIF saat ini mencapai Rp 13,7 triliun. “Sampai saat ini, perseroan juga telah mencatatkan lima komitmen baru senilai Rp 1,9 triliun," ucap Rizki. 

Rizki mengatakan IIF juga telah menjalin kerja sama dengan Millennium Challenge Account-Indonesia II (MCA-Indonesia II) melalui penandatanganan Blended Finance Delivery Mechanism (BFDM) pada akhir Juli. Rizki menyebut kerja sama ini bertujuan untuk memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pembangunan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia.

"Perseroan terus berkomitmen menjalankan strategi bisnis dengan fokus pada pengembangan proyek-proyek infrastruktur berkelanjutan yang memiliki dampak positif terhadap perekonomian nasional," kata Rizki. 

Rizki menambahkan, IIF juga memiliki sejumlah rencana aksi korporasi ke depan dalam mendukung pertumbuhan ke depan. Rizki mengatakan perseroan berupaya memperkuat pendanaan diantaranya melalui penerbitan obligasi Rp 1 triliun dengan jangka waktu yang bervariasi, termasuk yang jangka panjang 10 tahun.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement