Jumat 01 Nov 2024 14:01 WIB

Badai di Spanyol Tewaskan 158 Orang, Pencarian Korban Terus Berlanjut

Sebanyak 155 orang meninggal dunia di Valencia.

Kondisi banjir parah melanda salah satu jalanan di Valencia, Spanyol, Rabu (30/10/2024).
Foto: AP/Alberto Saiz
Kondisi banjir parah melanda salah satu jalanan di Valencia, Spanyol, Rabu (30/10/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, OVIEDO -- Upaya pencarian dan penyelamatan terus berlanjut di Spanyol pada Kamis (31/10/2024) setelah badai yang belum pernah terjadi sebelumnya dilaporkan mengakibatkan setidaknya 158 orang tewas dan menimbulkan kerusakan yang sangat luas.

Sebanyak 155 orang meninggal dunia di Valencia, wilayah terdampak paling parah, menurut pemerintah daerah setempat. Namun, kematian juga dilaporkan di provinsi Cuenca, Albacete, dan Malaga.

Baca Juga

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Margarita Robles menyatakan bahwa pihak berwenang belum dapat memberikan angka pasti, tetapi banyak orang masih dinyatakan hilang.

Sekitar 1.000 tentara dikerahkan pada Kamis, dan prioritas utama mereka adalah menemukan orang-orang yang hilang.

“Kami tahu bahwa di tempat-tempat seperti Paiporta dan Massanassa, kemungkinan ada korban di garasi, di ruang bawah tanah yaitu orang-orang yang keluar untuk mencari kendaraan mereka,” kata Robles dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Telecinco.

Puncak badai terjadi pada Selasa (29/10/2024), ketika curah hujan hampir satu tahun turun dalam hitungan jam, sehingga menyebabkan banjir bandang, meluapnya sungai, dan jalan-jalan di kota-kota berubah menjadi sungai yang berarus kuat.

Intensitas badai mengejutkan ribuan orang. Penduduk, banyak di antaranya pulang dari bekerja, terjebak dengan cepat di kendaraan mereka. Lainnya terjebak di rumah, tempat kerja, restoran, atau pusat perbelanjaan, menunggu penyelamatan dengan penuh harap saat air semakin tinggi.

Pemerintah Valencia mengirimkan peringatan darurat ke telepon pada Selasa malam, meminta orang-orang untuk tetap di dalam rumah atau mencari tempat yang lebih tinggi, ketika banyak kerusakan sudah terjadi.

“Alarm berbunyi saat air sudah melewati pinggang saya,” kata Joan San Saloni, seorang penduduk di kota Paiporta, kepada stasiun televisi Spanyol RTVE. “Jika peringatan itu berbunyi lebih awal, mengingatkan untuk tidak keluar rumah, orang-orang tidak akan pergi mengambil mobil mereka... jika kami tahu, tidak akan ada begitu banyak kematian.”

Layanan darurat dengan cepat kewalahan oleh banyaknya panggilan, tidak dapat menjangkau daerah yang paling parah terkena dampak bencana. Saloni menggambarkan bagaimana dia berusaha menelepon selama berjam-jam tanpa hasil saat mendengar orang-orang berteriak minta tolong di kota.

Kerusakan Infrastruktur

Selain tragedi kemanusiaan, kerusakan pada infrastruktur sangatlah besar. Ribuan rumah tangga masih belum memiliki akses ke listrik atau air minum. Mereka juga sepenuhnya terisolasi akibat penutupan jalan dan jalur kereta.

Dalam konferensi pers, Menteri Transportasi Spanyol Oscar Puente mengatakan bahwa jalur kereta cepat yang populer antara Madrid dan Valencia akan ditutup selama setidaknya dua hingga tiga pekan. Dua terowongan yang dilaluinya mengalami kerusakan parah, dan pekerja harus sepenuhnya memasang kembali jalur kereta tersebut, katanya.

Beberapa jalur kereta lokal dalam kondisi yang bahkan lebih parah, yang dia perkirakan akan memakan waktu berbulan-bulan untuk diperbaiki.

Sementara itu, sekitar 80 kilometer jalan raya di Valencia mengalami kerusakan parah. Bergunung-gunung mobil terus memenuhi jalan yang penting untuk konektivitas di wilayah tersebut, tambah Puente.

Tuduhan politik juga mulai muncul terkait salah satu bencana alam terburuk dalam sejarah Spanyol.

Pemimpin oposisi Alberto Nunez Feijoo mengadakan konferensi pers bersama dengan pemimpin konservatif Valencia pada Rabu (30/10/2024), mengatakan bahwa meskipun pemerintah daerah bertanggung jawab atas pemberian peringatan, mereka bertindak berdasarkan informasi yang diberikan oleh lembaga pemerintah pusat.

Namun, agen meteorologi Spanyol AEMET telah mengeluarkan peringatan merah tentang "bahaya ekstrem" pada Selasa pagi, sekitar 12 jam sebelum pemerintah daerah mengirimkan peringatan ke telepon.

Badai Berlanjut

Kekuatan badai bersejarah itu telah berkurang tetapi masih terus mengguyur beberapa bagian wilayah Spanyol.

“Tolong, badai masih berlanjut. Mohon ikuti rekomendasi dari layanan darurat. Saat ini, hal yang paling penting adalah menyelamatkan nyawa,” kata Perdana Menteri Pedro Sanchez dalam sebuah pidato dari Valencia.

Banjir lebih lanjut terjadi di Provinsi Castellon pada Kamis, yang diletakkan dalam peringatan merah untuk curah hujan sangat tinggi. Katalunya juga telah mengaktifkan peringatan merah untuk daerah-daerah di selatan wilayah tersebut.

Pada Rabu, banjir bandang terlihat di area lain di negara itu seperti Andalusia selatan, yang masih mengalami hujan pada Kamis.

Spanyol telah mengumumkan tiga hari berkabung nasional. Kantor pusat Uni Eropa pada Kamis menurunkan bendera mereka setengah tiang.

“Banjir di Spanyol bukan hanya tragedi nasional. Ini juga tragedi Eropa oleh karena itu, akan mendapatkan respons dari Eropa,” kata Presiden Komisi UE Ursula von der Leyen di X.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement