REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pertarungan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump dan calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris memecah belah Amerika Serikat (AS) berdasarkan gender, ras dan latar belakang pendidikan. Dukungan laki-laki pada Trump terutama dari kelompok hispanik semakin menguat.
Sementara Harris banyak didukung perempuan hingga dapat memecah suara kelompok masyarakat kulit putih yang biasanya mendominasi dukungan ke Partai Republik. Reuters/Ipsos menggelar jajak pendapat pada lebih dari 14 ribu responden yang terdaftar sebagai pada Oktober tahun ini dan Oktober tahun 2020. Berikut temuan surveinya.
Di antara responden perempuan Harris unggul 12 persen poin dari Trump dengan perbedaan suara 58 persen dan 38 persen. Biden unggul 5 poin dari Trump pada bulan Oktober 2020 lalu. Sejumlah responden mengatakan mereka tidak yakin siapa yang akan dipilih atau memilih kandidat ketiga atau tidak memilih sama sekali.
Keunggulan Partai Demokrat di antara perempuan didorong dukungan perempuan kulit putih pada Harris. Untuk kelompok ini Harris unggul 2 poin dari Trump dengan perbedaan suara 46 persen dan 44 persen. Jauh lebih tipis dibandingkan Biden yang unggul 16 poin dari Trump empat tahun yang lalu.
Trump unggul 7 persen di antara pemilih laki-laki dengan perbedaan suara 48 persen dan 41 persen. Menjelang pemilihan umum 2020 lalu Trump unggul 1 persen dari Biden dengan perbedaan suara 45 persen dan 44 persen.
Kuatnya dukungan kelompok laki-laki pada Trump didorong kelompok laki-laki hispanik. Trump unggul 2 persen poin dari Harris untuk kelompok ini dengan perbedaan suara 46 persen dan 44 persen. Ia kalah dari Biden 16 poin empat tahun yang lalu.
Sejak tahun 1970-an sebagian besar pemilih hispanik yang merupakan kelompok dengan pertumbuhan tercepat di AS mendukung Partai Demokrat. Tapi kini suara kelompok itu terpecah.
Trump mendapat 38 persen suara kelompok hispanik, naik 6 poin dari empat tahun yang lalu hanya 32 persen. Harris mendapat 50 persen suara pemilih hispanik, sedikit lebih rendah dari Biden yang mendapat 54 persen suara pada Oktober 2020 lalu.
Sebanyak 68 persen responden kulit hitam mengatakan akan memilih Harris. Turun dari Biden yang mendapatkan 74 persen empat tahun yang lalu. Trump hanya naik sedikit dari 11 persen menjadi 12 persen. Jumlah pemilih kulit hitam yang mengatakan tidak akan memilih naik. Dari 3 persen pada Oktober tahun 2020 lalu menjadi 7 persen.
Sebanyak 63 persen responden pria kulit hitam mengatakan akan mendukung Harris. Turun dari dukungan pada Biden empat tahun yang lalu yang sebesar 71 persen.
Sekitar 73 persen responden perempuan kulit hitam mengatakan akan mendukung Harris. Lebih rendah 4 poin dari perempuan kulit hitam yang mengatakan mendukung Biden pada Oktober 2020 lalu.
Sekitar 18 persen pria kulit hitam dan 7 persen perempuan kulit hitam mengatakan akan mendukung Trump. Naik dibandingkan empat tahun yang lalu yang sebesar 17 persen dan 5 persen.
Harris unggul 21 poin di antara perempuan hispanik dengan perbedaan suara 53 persen dan 32 persen. Jauh lebih tipis dari keunggulan Biden dari Trump dengan perbedaan suara 56 persen dan 25 persen empat tahun yang lalu.
Trump mendapat 50 persen suara responden kulit putih. Turun dari 53 persen pada Oktober 2020. Sekitar 40 persen responden memilih Harris, naik dibandingkan responden yang mengatakan akan memilih Biden empat tahun yang lalu.
Sebagian besar kelompok kulit putih yang mengatakan memilih Harris adalah perempuan. Trump unggul 18 poin dari Harris untuk pemilih pria kulit putih dengan perbedaan suara 54 persen dan 36 persen.
Trump unggul 11 poin diantara pemilih yang tidak memiliki gelar sarjana dengan perbedaan suara 49 persen dan 39 persen. Biden unggul 2 poin dengan perbedaan suara 44 persen dan 42 persen empat tahun yang lalu.
Harris unggul 21 poin di antara pemilih yang memiliki gelar sarjana dengan perbedaan suara 55 persen dan 34 persen. Biden hanya unggul 9 poin pada Oktober 2020 lalu.