REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasan dan Husain merupakan kedua cucu tercinta Nabi Muhammad SAW. Mereka adalah anak-anak Ali bin Abi Thalib dan Fathimah binti Rasulullah.
Hasan dan Husain dikhitan pada hari ketujuh setelah kelahiran keduanya. Dikutip dari buku Hasan dan Husain the Untold Story karya Sayyid Hasan al-Husaini, khitan dilakukan dengan memotong kulup, kulit yang menutupi ujung zakar. Ummul mukminin 'Aisyah Radhiyallahu Anha menuturkan:
"Rasulullah mengkhitan al-Hasan dan al-Husain pada hari ketujuh setelah kelahiran keduanya" (Al Badrul Munir).
Khitan sendiri termasuk sunnah fitrah, yaitu kebiasaan para Nabi dan Rasul terdahulu yang bersesuaian dengan syariat Islam. Abu Hurairah menuturkan, Rasulullah SAW bersabda:
"Ada lima hal yang termasuk fitrah, berkhitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak" (HR Muslim).
Selain itu, dianjurkan bagi orang tua yang memperoleh anak agar memberinya nama pada hari ketujuh, mencukur rambutnya, dan menyedekahkan emas atau perak seberat timbangan rambutnya.
Profil sang cucu Nabi
Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai Hasan dan Husain. “Ya Allah, aku mencintai keduanya, maka cintailah mereka berdua” (HR Bukhari). Mengenai Hasan bin Ali, beliau mengatakan, “Cucuku ini akan menjadi pemimpin. Semoga dengan kehadirannya, Allah akan memperbaiki hubungan dua kelompok Muslimin yang bertikai.”
Hadis tersebut sekaligus menjadi nubuat yang terbukti benar. Sebelum ujung usianya, Hasan bin Ali sempat diangkat menjadi khalifah pada 40 Hijriyah, tetapi kemudian meletakkan jabatan.
Adapun adik Hasan bin Ali dikatakan amat mirip wajahnya dengan Rasulullah SAW. Bagaimanapun, baik Hasan maupun Husain memang membawa gen beliau. Lebih detailnya, seperti dijelaskan hadis riwayat at-Tirmidzi dan Ibnu Hibban berikut.
“Sayyidina Hasan lebih mirip dengan Rasulullah SAW (pada) antara bagian kepala sampai dada, sementara Sayyidina Husein lebih mirip pada anggota badan di bawah itu.”
Ketika Hasan lahir, Ali bin Abi Thalib hendak menamainya Harb. Namun, sejurus kemudian Rasulullah SAW datang dan kurang suka dengan nama tersebut. “Namanya adalah Hasan,” sabda beliau.
Begitu pun ketika Husain lahir. Ali akan menamainya Harb. Lagi-lagi, Rasulullah SAW kurang setuju sehingga berkata, “Namanya adalah Husain.” Maka sang menantu pun menuruti.
Anak-anak Ali yang berikutnya juga dinamakan seturut dengan arahan Nabi SAW. Beliau menamakannya sesuai dengan nama anak-anak Nabi Harun AS, yakni Syabr, Syubair, dan Musybir.
Amat suka citalah hati Rasulullah SAW karena Allah menganugerahkan kepadanya cucu-cucu. Ini bukan sekadar kecintaan seorang kakek kepada anak keturunannya. Seperti diketahui, beliau tidak memiliki seorang pun anak laki-laki yang hidup melewati masa balita atau anak-anak.
Pernah beliau dikaruniai seorang putra dari rahim seorang istrinya, Maria al-Qabtiyyah. Namun, Allah menakdirkan bahwa anak lelaki yang bernama Ibrahim bin Muhammad SAW itu wafat saat berusia tujuh bulan.
Maka, kehadiran Hasan dan Husain bin Ali sangat membahagiakan hati Rasulullah SAW. Keduanya menjawab kerinduan beliau akan keturunan yang lelaki. Sebagai bentuk kasih sayang, sering kali beliau bermain-main dengan mereka berdua.