REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL - Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, Jumat (1/11/2024), menyatakan bahwa Israel tidak serius dalam perundingan gencatan senjata di Gaza. Berbicara kepada saluran televisi Al-Aqsa yang dikelola Hamas, pejabat senior Hamas Osama Hamdan mengatakan Israel tidak menawarkan proposal yang tulus dan sama sekali tidak serius dalam negosiasi gencatan senjata.
"Proposal apapun yang diajukan kepada kami (Hamas) dan memenuhi tuntutan rakyat kami, mengakhiri penderitaan mereka, dan sepenuhnya menghentikan agresi Israel, bukan hanya sementara, akan kami lanjutkan tanpa ragu-ragu," kata Hamdan.
Ia menambahkan bahwa Israel tidak mampu menghancurkan perlawanan Palestina meskipun telah melakukan perang selama satu tahun di wilayah tersebut. Israel telah membuat lebih dari 43 ribu orang di Gaza meninggal dan menjadikan wilayah tersebut tidak layak huni sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Upaya Amerika Serikat (AS), Mesir, dan Qatar untuk mencapai gencatan senjata permanen sejauh ini gagal, terutama karena Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak menghentikan perang.
Kelompok perlawanan Hamas menyatakan pihaknya tidak akan menerima usul gencatan senjata yang tidak mencakup penarikan penuh Israel dari Gaza dan penghentian total permusuhan.
Delegasi Israel kembali dari Doha pekan ini. Kantor perdana menteri mengatakan pembicaraan antara para mediator dan Hamas akan berlanjut dalam beberapa hari mendatang untuk mengevaluasi kelayakan pembicaraan dan upaya lanjutan mencapai kesepakatan.