Senin 04 Nov 2024 00:00 WIB

Obrolan Tertutup Pejabat Palestina dengan Amerika di Tepi Barat

Pejabat Palestina, AS bahas upaya setop serbuan Israel di Gaza utara.

Seorang pria mengibarkan bendera Palestina saat kendaraan lapis baja Israel bergerak selama operasi militer di kamp Nur Shams, di Tepi Barat, Kamis, 29 Agustus 2024.
Foto: AP Photo/Majdi Mohammed
Seorang pria mengibarkan bendera Palestina saat kendaraan lapis baja Israel bergerak selama operasi militer di kamp Nur Shams, di Tepi Barat, Kamis, 29 Agustus 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH - Pejabat senior Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan pejabat Amerika Serikat (AS) pada Jumat (1/11) membahas upaya untuk menghentikan serbuan Israel yang terus berlangsung di Gaza utara.

Hussein al-Sheikh, sekretaris Komite Eksekutif PLO, bertemu dengan Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Timur Dekat, Barbara Leaf, di Tepi Barat bagian tengah, menurut kantor berita resmi Palestina, Wafa.

Baca Juga

Para pejabat itu menekankan bahwa serangan di Gaza harus segera dihentikan. Merereka juga mengecam kejahatan serta pembantaian terbaru yang dilakukan Israel di wilayah tersebut.

Namun, AS masih menyediakan pasokan militer untuk Israel meskipun ada seruan internasional untuk menghentikan pengiriman senjata ke Israel.

Washington telah memberikan bantuan militer sebesar 17,9 miliar dolar AS (sekitar Rp280,8 triliun) kepada Israel sejak Oktober tahun lalu, menurut laporan yang disusun oleh Watson Institute for International and Public Affairs di Brown University.

Al-Sheikh kembali menegaskan penolakan tegas Palestina terhadap setiap upaya Israel untuk melakukan pemindahan paksa terhadap warga Palestina.

Kedua pejabat juga membahas pembukaan kembali perbatasan untuk memfasilitasi aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Sudah lebih dari 1.200 orang tewas di Gaza utara sejak gempuran mulai dilancarkan pada 5 Oktober, menurut Layanan Pertahanan Sipil Palestina.

Israel terus melancarkan serangan yang menghancurkan di Gaza sejak Oktober tahun lalu, Dewan Keamanan PBB sudah mengeluarkan resolusi yang menuntut gencatan senjata segera.

Lebih dari 43.200 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, terbunuh serta sedikitnya 101.800 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Israel di Mahkamah Internasional menghadapi kasus genosida atas perang mematikan yang dilancarkannya di Gaza.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement