REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Suara warga Muslim Amerika Serikat (AS) tengah dinantikan menjelang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden AS 2024 pada 5 November mendatang. Jajak pendapat terakhir pada Sabtu lalu menunjukkan betapa kandidat Partai Demokrat Kamala Harris justru bersaing ketat dengan calon alternatif dari Partai Hijau yakni Jil Stein.
Jajak pendapat yang diterbitkan pada Jumat (1/11/2024) lalu oleh Concil on American-Islamic Relations (CAIR), menunjukkan bahwa Stein dan Harris berada dalam posisi yang sama secara statistik untuk suara Muslim-Amerika, dengan 42 persen mendukung calon dari Partai Hijau dan 41 persen mendukung calon dari Partai Demokrat. Jajak pendapat ini memiliki margin of error sebesar 2,5 persen.
Jajak pendapat yang dirilis pada tanggal 29 Agustus juga menunjukkan bahwa Stein dan Harris berada dalam posisi yang sama dalam perolehan suara Muslim-Amerika, dengan 29 persen responden mengatakan bahwa mereka berencana untuk memilih Stein dan 28 persen berencana untuk memilih Harris.
Donald Trump diperkirakan akan meraih sekitar 10 persen suara Muslim-Amerika, menurut jajak pendapat hari Jumat, yang relatif tidak berubah dari tingkat dukungannya pada bulan Agustus.
Peningkatan jumlah mereka yang berencana untuk mendukung Harris dan Stein tampaknya berasal dari jumlah pemilih Muslim-Amerika yang sebelumnya ragu-ragu, yang mencapai 16 persen pada Agustus dan turun menjadi hanya 0,8 persen dalam jajak pendapat Jumat.
“Jajak pendapat nasional terakhir dari pemilih Muslim-Amerika ini menegaskan bahwa anggota komunitas kami sangat terlibat dalam pemilu 2024, dengan 95 persen mengatakan bahwa mereka berencana untuk memberikan suara,” kata CAIR, dikutip dari laman Middle East Eye, Senin (4/11).