REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Dalam upaya mengembangkan teknologi pertanian modern, Universitas BSI Kampus Pontianak bekerja sama dengan tim guru produktif Agribisnis Tanaman Perkebunan (ATP) SMK Negeri 1 Teluk Batang untuk melakukan pengujian perangkat Internet of Things (IoT) di sektor pertanian. Pengujian ini berfokus pada alat pengukur kelembaban tanah yang diuji langsung di Universitas BSI Kampus Pontianak sebagai bagian dari penelitian kolaboratif yang menggabungkan ilmu teknologi dengan praktik agribisnis.
Tim guru produktif dari SMK Negeri 1 Teluk Batang yang terlibat dalam pengujian ini terdiri dari Ibnu Matsanai, A Veronika Silalahi, dan Julianti, yang berperan sebagai penilai dan pengarah untuk memastikan alat IoT dapat diterapkan secara optimal.
Agung Sasongko dosen Universitas BSI sekaligus ketua tim peneliti menjelaskan pengujian ini bertujuan untuk menyelaraskan modul soil moisture dalam menghitung kelembaban tanah.
"Kami memerlukan evaluasi dari para ahli di bidang agribisnis agar nilai yang dihasilkan bisa menjadi acuan valid bagi petani. Alat IoT ini telah melewati evaluasi ketat, termasuk kalibrasi pengukuran yang diperlukan untuk penggunaan di lapangan," jelas Agung dalam rilis yang diterima, Senin (4/11/2024).
Sementara itu, Ibnu Matsanai mengatakan bahwa alat ini bukan hanya membantu kegiatan pertanian, tetapi juga memotivasi generasi muda untuk terlibat dalam pertanian modern.
"Kami ingin siswa-siswa kami memahami efisiensi dan manfaat dari teknologi IoT dalam praktik pertanian. Pentingnya IoT dalam memenuhi kebutuhan industri pertanian masa kini, terutama untuk perkebunan yang memerlukan monitoring intensif," kata Ibnu.
Langkah konkret ini diharapkan mempercepat integrasi teknologi dalam sektor pertanian. Hasil pengujian akan menjadi landasan untuk penyempurnaan alat sebelum diimplementasikan di kebun percobaan dan diterapkan lebih luas
“Kami berharap alat ini bisa meningkatkan produktivitas serta memudahkan petani dalam mengelola lahan mereka,” ujar Lisnawanty, Ketua Program Studi Informatika Universitas BSI.
Tim peneliti juga berencana mengadakan pengujian lanjutan guna memastikan alat ini siap diterapkan dalam skala besar. Hasil pengujian akan didokumentasikan sebagai referensi bagi pengembangan teknologi pertanian modern di masa mendatang.