REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Ratusan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta pedagang pasar tradisional se-Kota Bandung yang tergabung dalam GEMA CIPTA (gerakan masyarakat cinta pasar tradisional) mengeluhkan minimnya perhatian pemerintah terhadap pedagang pasar maupun pelaku UMKM lainnya.
Selain itu, menurut Ketua GEMA CIPTA Nia Kurniawati Bakris, para pedagang merasa semakin tersisihkan karena semakin banyaknya pasar dan toko modern. "Apalagi pascacovid-19 kemarin. Kondisi kami semakin memperihatinkan," ujar Nia, akhir pekan lalu.
Meski sudah berusaha bangkit, kata dia, kondisi pedagang tradisional tak kunjung membaik karena tidak adanya keberpihakan dari pemerintah. "Tercermin dari kebijakan-kebijakannya, seperti pemerintah tidak peduli," katanya.
Kondisi pedagang pun, kata dia, semakin terpuruk di saat daya beli masyarakat sekarang yang sedang menurun. "Pasar sepi pembeli karena banyak yang beralih ke pasar moderen. Ditambah daya beli masyarakat yang terus menurun," katanya.
Agar pedagang bisa lebih terperhatikan, kata dia, para pedagang mendeklarasikan dukungan kepada pasangan calon Muhammad Farhan-Erwin dalam Pilwalkot Bandung 2024, di kawasan Asia Afrika, Kota Bandung, akhir pekan lalu. Dukungan diterima langsung Farhan dan Erwin saat keduanya hadir di lokasi tersebut.
Para pedagang berharap, Farhan-Erwin berpihak kepada pedagang tradisional sehingga nasib mereka bisa lebih baik lagi. "Dan kami menampung aspirasi dari pedagang-pedagang pasar tradisional se-Kota Bandung, sepakat untuk memilih wali kota yang aspiratif, tegas, dan bijaksana demi kemaslahatan rakyat kecil, demi kejayaan pasar tradisional. Maka atas dasar itu, kami sepakat mendukung pasangan nomor 3, Kang Farhan dan Kang Erwin," paparnya.
Calon Wali Kota Bandung, Farhan, berjanji akan mengangkat keberadaan pasar tradisional beserta pelaku UMKM. Bahkan, kebijakan pemerintah harus lebih merakyat agar semua lapisan masyarakat bisa merasakan pembangunan. "Seperti rokok. Rokok memang perusahaan besar. Tapi kalau tidak ada pedagang eceran yang di bawah, enggak akan jalan," katanya.
Begitu pun, kata dia, dengan kebijakan pemerintah yang harus lebih berpihak kepada masyarakat bawah. Terlebih, Farhan menyebut 70 persen perekonomian Kota Bandung digerakkan oleh sektor UMKM. "Jadi harus ada keberpihakan. UMKM harus diberi ruang untuk berdagang. Harus naik kelas," katanya.
Saat ini, kata dia, kondisi pasar tradisional memang mengkhawatirkan. Sebagai contoh, banyak pasar tradisional yang menjadi tempat pembuangan sementara (TPS) sampah sehingga pembeli semakin enggan berkunjung.
Pada sisi lain, keberadaan pasar moderen semakin menjamur dan representatif sehingga banyak menyedot pembeli. "Gimana mau bersaing?" katanya.
Padahal, kata dia, pasar tradisional merupakan sumber utama distribusi berbagai kebutuhan masyarakat. "Selama ini kita tidak adil ke pasar tradisional. Jadi saya akan bela pasar tradisional," katanya.
Di tempat yang sama, Ketua Tim Pemenangan Farhan-Erwin, Rendiana Awangga merasa bersyukur dengan adanya dukungan tersebut. Dia semakin optimistis kandidat yang diusungnya itu akan memenangkan Pilwalkot Bandung. "Sangat optimis, karena spektrum dukungannya semakin luas, dari berbagai kalangan. Dari keagamaan, komunitas hobi, sekarang pedagang pasar," katanya.